Wisata Baru di Banyuwangi yang Indah dan Menawan

0
Banyuwangi Agro Expo

Berawal dari perhelatan Banyuwangi Agro Expo di penghujung April 2019 lalu, kini lokasi pertanian yang berada di kaki Gunung Ijen Banyuwangi, Jawa Timur ini menjadi obyek agrowisata baru yang menawarkan pesona keindahan wisata khas pegunungan.

Banyuwangi Agro Expo yang digelar akhir April hingga awal Mei 2019 lalu, benar-benar menyedot antusias masyarakat untuk mengunjunginya. Pasalnya, expo yang memadukan
pertanian dan pariwisata di atas lahan pertanian seluas 10,6 hektar itu sangat cantik dan instagramable (memiliki spot foto yang menarik).

Bahkan, lantaran penasaran, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pun menyempatkan diri berkunjung ke lokasi wisata yang terletak di lereng gunung Ijen tersebut.

Khofifah yang kala itu didampingi Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas dan Deputi Pelayanan Publik Kemenpan Reformasi Birokrasi, Diah Natalisa, sejak menginjak lokasi expo, tampak terpikat dengan pergola yang ditumbuhi labu golden berwarna oranye dan timun suri.

Khofifah juga mencicipi jeruk valencia lokal yang rasanya manis. Indahnya pemandangan membuat Khofifah tampak betah berlama-lama di lokasi yang berada di Desa Tamansuruh, kaki Gunung Ijen Banyuwangi itu. “Sangat cantik. Menyenangkan bisa berada di sini,” ujar mantan Menteri Sosial ini.

Banyuwangi Agro Expo

Dia lantas menyusuri area yang dipenuhi aneka tanaman pangan, beragam bunga, dan hortikultura. Melihat hamparan bunga celosia, Khofifah langsung berfoto di tengah
taman bunga yang berwarna-warni. “Tidak kalah dengan bunga tulip, indah sekali,” katanya lagi.

Diakui Khofifah bahwa dirinya pernah melihat pameran pertanian di berbagai daerah di Indonesia. Namun, bagi Khofifah, di Banyuwangi adalah yang paling indah dan mempunyai konsep jelas.

“Saya sudah melihat banyak pameran pertanian dengan biaya yang besar. Tapi di sini sangat indah dengan biaya yang tidak besar,” katanya.

Jika biasanya pameran pertanian memboyong komoditas ke gedung, di Banyuwangi ajang pameran langsung digelar di lahan pertanian. Khofifah juga meminta secara khusus kepada Dinas Pertanian Banyuwangi untuk dibuatkan pergola serupa di Surabaya.

“Saya minta dibuatkan seperti ini di Gedung Negara Grahadi di Surabaya. Nanti saya bisa mengajarkan para pelajar berkebun. Mau makan buah, makan sayur tinggal petik sendiri,” kata Khofifah.

Banyuwangi Agro Expo menampilkan kekayaan pertanian lokal yang menjadi atraksi menarik. Agro Expo memadukan pengembangan inovasi pertanian modern, edukasi sekaligus jadi destinasi wisata bagi masyarakat.

Agro expo juga semakin menarik karena juga dilengkapi dengan arena edukatif dan playground untuk anak-anak. Ada atraksi memberi makan untuk kelinci, sangkar burung raksasa, pameran aneka reptil.

“Bagi Banyuwangi, setiap tempat adalah destinasi dan setiap aktivitas adalah atraksi. Lahan pertanian bisa menjadi destinasi wisata. Aktivitas bertani juga menjadi atraksi wisata,” ungkap Abdullah Azwar Anas.

“Kami ingin kegiatan agro expo ini bisa berkelanjutan menjadi destinasi pariwisata baru daerah. Jadi ini menjadi destinasi wisata baru di Banyuwangi. Lokasi baru ini cukup luas dan menawarkan pemandangan yang indah khas pegunungan. Bahkan kota Banyuwangi dan selat Bali juga terlihat, sangat pas untuk berwisata,” papar Anas.

Semua tanaman di lahan ini ditanam dari bibit hingga tumbuh besar bahkan berbuah sejak tiga bulan terakhir. “Di sini, kami ingin menunjukkan bahwa dengan cara tanam dengan teknik yang tepat, berkebun dan bercocok tanam itu bisa bisa dilakukan siapapun dan kapan pun.”

Bekas Tanah Tak Produktif

Lokasi wisata baru eks Banyuwangi Agro Expo tersebut saat ini dikenal dengan nama Agrowisata Taman Suruh. Lokasi agrowisata baru ini praktis tak pernah sepi dari kunjungan wisatawan, baik lokal maupun mancanagera.

Kepala Dinas Pertanian, Arief Setiawan menambahkan, salah satu keunikan dari agro expo tahun ini adalah lahan yang dipakai tersebut dulunya merupakan lahan pertanian yang sudah disklimaks alias tidak produktif lagi. Namun dengan diolah secara tepat dalam waktu tiga bulan lahan bisa kembali subur.

“Kami bahkan membuat sawah baru seluas 1.500 meter persegi yang bisa menumbuhkan padi dengan subur. Masyarakat yang tertarik bisa belajar langsung kepada tim kami,” ujarnya.

Lokasi Banyuwangi Agro Expo 2019 berada di berada di kaki Gunung Ijen dengan ketinggian mencapai 500 meter dari permukaan laut, luas lahan mencapai 10,6 hektar.

Masalahnya, lahan berupa bukit itu tadinya merupakan lahan pertanian berupa tanah kering yang sudah disklimaks alias tidak produktif lagi. Ditambah lagi, tidak terdapat sumber air di sekitarnya, dipenuhi bebatuan, tanah sulit mengikat air dan dipenuhi ilalang.

Sementara konsep Agro Expo Banyuwangi tahun 2019 telah disepakati akan menghadirkan tanaman langsung di lahan, bukan tanaman dalam pot yang dipamerkan.

Untuk mengatasi kendala lahan, disalurkanlah air sejauh 3 km menuju lokasi di atas, lalu ditampung dalam embung yang sudah disiapkan sebelumnya. Setelah itu dilakukan
upaya mempertebal nutrisi dalam tanah dengan pupuk organik. Setiap hektar ditaruh 30 ton pupuk organik dan unsur nutrisi lain di luasan 4,8 hektar di area tanaman.
Dengan pengolahan secara tepat, cara tanam budidaya yang baik dan benar, pada akhirnya lahan bisa kembali subur dan aneka tanaman yang ditanam di atasnya bisa tumbuh dengan baik.

Semua tanaman di lahan agro expo ini ditanam dari bibit hingga tumbuh besar bahkan berbuah sejak tiga bulan terakhir. Dinas Pertanian Pemkab Banyuwangi memanfaatkan lahan seluas 5,8 hektar berisi aneka ragam tanaman dengan jalan setapak yang panjang dan bercabang-cabang. ***AP

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini