Agar Petani Sejahtera, APKASINDO Bangun PKS

0
Untuk meningkatkan nilai tambah dan kesejateraan, Asosiasi Petani Kelapa Sawit (APKASINDO) membangun Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di Desa Tajau Mulya, Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan.

Pembangunan PKS diawali dengan acara peletakan Batu Pertama, yang dihadiri Bupati Tanah Laut Sukamta, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Kementerian Pertanian Dedi Junaedi, Kadiv Pungutan Biaya dan Iuran Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDPKS), Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) yang diwakili oleh Asisten III Bidang Administarsi Umum Provinsi Kalsel Heriansyah, Dewan Pembina DPP APKASINDO Bayu Krisnamurthi.

Bupati Tanah Laut, Sukamta dalam sambutannya mengapresiasi pembangunan PKS tersebut. Menurutnya pembangunan PKS merupakan langkah yang tepat dan jitu, karena saat ini bukan rahasia lagi bahwa petani kelapa sawit mandiri kesulitan menjual hasil panennya lantaran Pabrik Kelapa Sawit Swasta lebih mengutamakan hasil panen dari kebun inti dan plasma milik mereka. “Petani kita tidak bisa maksa ke PKS swasta, maka dari itu jika kita punya PKS mandiri maka petani akan memproses hasil panennya di PKS milik petani sendiri,” kata Sukamta. Selanjutnhya, Sukamta meminta doa kepada seluruh hadirin agar pembangunan PKS Petani Swadaya Mandiri tersebut bisa berjalan dengan lancar.
“Mari kita doakan semoga PKS milik Petani ini cepat selesai dan dapat digunakan, karena jika PKS ini dapat berjalan maka petani kelapa sawit mandiri Tanah Laut akan sejahtera,” katanya.
Angga Yuda Prasetia dari PT. BGMPA selaku Mitra Pembangunan PKS ini, mengungkapkan bahwa nilai investasi untuk pembangunan Pabrik Kelapa Sawit tersebut senilai 230 miliar rupiah yaitu meliputi pembangunan pabrik, tangki penampung CPO, truk CPO, komplek perumahan, jalan dan infratruktur penunjang lainnya. “PT. BGMP bekerjasama dengan Koperasi Sawit Makmur dalam pembangunan Pabrik Kelapa Sawit yang memiliki kapasitas produksi 45 ton perjam dan kedepan akan ditingkatkan lagi menjadi 60 ton per jam, sedangkan untuk pembangunan sudah dimulai dari bulan April 2019 lalu dan diperkirakan akan selesai di bulan Juni tahun 2020. Terimakasih telah dipercaya oleh Petani Kelapa Sawit KUD Sawit Makmur sebagai mitra dalam pembangunan kebun kelapa sawit ini, sebagai perusahaan lokal, tentu kami akan membuat yang terbaik untuk sukses nya Pembangunan PKS ini,” kata Angga. Ketua Koperasi Sawit Makmur Samsul Bahri menambahkan, dengan adanya PKS pihaknya berharap akan mensejahterakan para petani kelapa sawit mandiri, pasalnya saat ini nasib para petani sangatlah memprihatinkan dan menjadi pelengkap penderita. “Selama ini, dimana jika PKS Swasta cukup buahnya maka buah Petani akan dibelakangkan dan harga miris sekali, namun jika Buah Inti dan Plasma dari PKS Swasta tersebut kurang baru diperhatikan itupun tidak pernah mengikuti harga ketetapan Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Selatan,” kata Samsul. Samsul menjelaskan bahwa sudah tiga tahun mencari Investor tapi tidak juga membuahkan hasil, termasuk dengan BPDPKS (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit) hanya memberikan janji-janji saja, namun Dana Sarpras (sarana dan prasarana) yang didalamnya ada item PKS sejak berdirinya BPDPKS tidak juga jelas ujungnya, padahal kan juga yang dikelola BPDPKS itu kan 45% uang Petani juga. “Maka itu kami Petani mencari solusi lain mencari mitra, untunglah ada yang mau mendengar jeritan Petani Sawit kampungnya sendiri. PKS ini adalah Pola Mitra antara Koperasi Sawit Makmur dengan PT Batu Gunung Mulia Putra Agro,” jelasnya. Perlu diketahui, proyeksi total luas lahan yang akan memasukkan TBS ke PKS ini seluas 11.754 ha yang tersebar di 8 Kecamatan pada 22 Desa Kabupaten Tanah Laut, dengan jumlah petani sebanyak 3,200 KK, semuanya tergabung dalam koperasi Sawit Makmur.
Skema kerjasama antara Koperasi Sawit Mandiri dengan PT BGMPA adalah dalam bentuk 70% dipegang oleh PT BGMPA dan 30% dipegang oleh Koperasi.
Bayu Krisnamurthi, Dewan Pembina DDP APKASINDO dalam sambutannya mengatakan, pertama, apa dilakukan oleh dua mitra ini adalah sejarah baru dalam industrii kelapa sawit di Indonesia, karena yang selama ini berdiri ditengah perkebunan kelapa sawit rakyat adalah PKS yang sudah memiliki Inti dan Plasma. Ini akan menjadi contoh bagi 22 Propinsi DPW APKASINDO diseluruh Indonesia supaya bisa melayani anggotanya melalui PKS Petani Swadaya. Kedua adalah bahwa tahun 2025 Kalimantan akan menjadi penghasil TBS terbesar di Indonesia dan Kalimantan Selatan akan menjadi Provinsi paling strategis dalam industri kelapa sawit ini. “Saya katakan Kalimantan karena tanaman kelapa sawit muda yang sudah ditanaman saat ini adalah bibit-bibit hybrid yang produksinya akan sangat tinggi dan tahun 2025-2045 adalah masa produktivitas tertinggi sawit Kalimantan,” kata Bayu. Peluang ini, lanjutnya, harus diraih oleh Petani Kalimantan Selatan melalui mendirikan PKS Swadaya. Pelabuhan yang hanya 30 Km dari PKS ini harus ada jalur khusus untuk transportasi Truk CPO karena transportasi menuju pelabuhan sangat memegang peranan penting. Bayu berharap, kedepannya PKS Swadaya ini harus juga mengolah CPO menjadi produk hilir supaya pendapatan KUD Sawit Makmur juga akan semakin meningkat dan tidak tergantung ke pasar CPO. Koperasi Sawit Makmur harus berpikir jauh kedepan karena ini industry strategis dan menggantungkan banyak ekonomi keluarga.

Dan ketiga, kata Bayu, bahwa Sawit Indonesia saat ini banyak mendapat kritikan dari Negara Eropa dan Negara penghasil tanaman kedelai dan rapeseed lainnya, untuk itu Petani sawit harus ikut mengkampanyekan sawit melalui pendidikan dini kepada semua lapisan masyarakat bahwa sawit itu adalah produk andalan indoensia yang perlu dijaga bersama melalui konsep sustainable.

“Namun kita jangan kaku melihat konsep sustainable ini, sebagai ilustrasi bahwa masyarakat harus makan dan sejahtera melalui usaha-usaha salah satunya perkebunan kelapa sawit, hutan tidak dapat mensejahterakan rakyat, hutan perlu dijaga kelestariannya namun masyarakat juga harus disustanibilitykan melalui, mensejahterakan rakyatnya,” jelasnya. Dedi Junaedi selaku perwakilan dari Dirjen Perkebunan menilai, konsep PKS Petani swadaya ini adalah terobosan untuk memberdayakan Petani Swadaya, karena selama ini di hampir seluruh daerah penghasil Kelapa Sawit persoalan Petani Swadaya adalah Tataniaga TBS, dengan adanya PKS ini akan menjadi jawaban persoalan tersebut. Menurut Dedi, pendirian PKS Swadaya ini tidak memerlukan persyaratan Minimum 20% kebun inti, karena ini adalah PKS Swadaya Petani, yang perlu dipikirkan kedepannya adalah manajemen penerimaan buah dari Petani Swadaya supaya sama-sama diuntungkan dengan keberadaan PKS ini. “Saya berharap kedepannya Koperasi Sawit Makmur ini bisa tampil dikancah internasional sebagai Promotor Berdaulatnya sawit rakyat melalui kepemilikikan PKS ini dan PKS ini diharapkan menjadi contoh tamu dari Eropa sebagai PKS Percontohan Petani Swadaya, jika selama ini tamu dari Eropa dan Negara lain selalu dibawa ke Riau, nantinya Dirjen Perkebunan akan membawanya ke Kabupaten Tanah Laut ini,” ujar Dedi meyakinkan. Ketua Umum DPP APKASINDO, Gulat Manurung menjelaskan bahwa petani sawit harus bergabung kepada Kelompok Tani dan KUD agar mudah dipantau dan dibantu. Apkasindo sebagai wadah petani sawit mandiri mencakup kelompok tani, KUD dan juga Petani Perorangan. Menurut Gulat, Apkasindo telah 16 tahun berdiri sebagai organisasi Propesi berperan penting menjebatani semua kepentingan Petani sawit di 22 DPW Propinsi dan 116 DPD Kabupaten Kota Perwakilan Apkasindo.
“Persoalan Petani saat ini ada tiga hal utama, pertama yaitu masalah Tataniaga TBS, kedua Masalah Advokasi Petani Dalam Kawasan Hutan dan ketiga adalah masalah Sarpras.
“Dengan telah berdirinya PKS Petani ini maka dengan demikian selesailah persoalan satu dan tiga, karena langsung terjawab melalui PKS ini. Saya berharap dengan telah dimulainya pembangunan PKS ini akan menjadi catatan sejarah bagi Petani Indonesia, dan 22 Propinsi penghasil sawit di Indonesia terarah perhatiannya ke Kabupaten Tanah Laut karena berhasil bermitra dengan PT GBMPA. untuk membangun PKS dan merupakan PKS Petani Mandiri Pertama di Indonesia,” pungkasnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini