Untuk memperkuat sektor perkebunan yang berkelanjutan dan berdaya saing, Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) bersama Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjen Bun) Kementerian Pertanian dan PT. Sumberdaya Indonesia Berjaya (SIB) menggelar, ‘Pelatihan Manajemen dan Administrasi Keuangan dan Pelatihan Penumbuhan Kebersamaan Pekebun,’ Kalimantan Barat (Kalbar).
Kegiatan Pelatihan Manajemen dan Administrasi Keuangan diikuti oleh 30 orang peserta dari Kabupaten Bengkayang, serta Pelatihan Penumbuhan Kebersamaan Pekebun yang diikuti oleh 60 orang peserta dari Kabupaten Sekadau. Hal ini menjadi bukti nyata komitmen kita bersama dalam memperkuat sektor perkebunan yang berkelanjutan dan berdaya saing.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Perkebunan Dan Peternakan Provinsi Kalbar, Heronimus Hero, saat pembukaan acara ‘Pelatihan Manajemen dan Administrasi Keuangan dan Pelatihan Penumbuhan Kebersamaan Pekebun Kalbar di Hotel Mercure Pontianak, 10/6/2025.
Menurut Hero, berdasarkan Pergub Kalbar No 159/2021 telah dialokasikan target luas masing-masing komoditi binaan perkebunan Kalimantan Barat, dimana dari 14 komoditi terdapat 6 (enam) komoditi unggulan yaitu kelapa sawit, karet, kelapa, lada, kakao, dan kopi.
“Apalagi, perekonomian Kalbar masih bertumpu pada sektor perkebunan, khususnya kelapa sawit, yang merupakan komoditas strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Target luas perkebunan mencapai 3,8 juta hektar, dan telah diterbitkan Izin Usaha Perkebunan (IUP) seluas 2.939.989 hektar atau sekitar 76%. Sementara itu, realisasi tanaman sampai tahun 2024 telah mencapai 2,14 juta hektar, dengan potensi produksi 6,45 juta ton CPO dan PKO,” kata Hero.
Hero menambahkan, perkebunan besar masih mendominasi dengan luas 1,5 juta hektar (71,43%), sementara perkebunan rakyat atau swadaya mencapai 600 ribu hektar (28,57%) Oleh karena itu, keseimbangan dan keberlanjutan industri ini perlu terus diperkuat, termasuk melalui program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang telah mencapai 140.821 Ha hingga tahun 2024, dengan realisasi sebesar 18.573 Ha melalui BPDP.
“Namun, sektor ini menghadapi sejumlah tantangan besar, diantaranya kebutuhan administrasi dan keuangan yang semakin kompleks, serta pentingnya membangun kebersamaan di antara pekebun, baik dan sektor swasta maupun perkebunan rakyat,” tambahnya.
Program PSR, lanjutnya, menjadi kunci dalam upaya meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan pekebun. Dengan target 10.200 Ha pada tahun 2024 dari 9 Kabupaten, namu, realisasinyai baru 842,22 Ha (8,26%).
“Melalui pelatihan ini, kita perlu merumuskan strategi untuk mempercepat realisasi, mengatasi hambatan administrasi, serta memastikan manfaatnya benar-benar dirasakan oleh pekebun rakyat,” lanjutnya.
Dia menjelaskan, Nilai Tukar Petani (NTP) bidang perkebunan di Kalimantan Barat mengalami peningkatan sepanjang tahun 2024. Pada Juli 2024, NTP tercatat sebesar 153,80 poin, mengalami kenaikan 1,80% dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara itu, pada Desember 2024, NTP meningkat 2,36%, mencapai 172,79 poin, didorong oleh kenaikan harga komodita perkebunan.
Peningkatan ini mencerminkan kesejahteraan petani yang lebih baik, dengan indeks harga yang diterima petani tumbuh lebih cepat dibandingkan indeks harga yang dibayar petani.
“Saya berharap melalui kegiatan ini, para peserta pelatihan dapat memperoleh wawasan yang lebih luas dan keterampilan yang lebih baik dalam manajemen administrasi dan keuangan, serta semakin mempererat kebersamaan dalam untuk mempercepat realisasi, mengatasi hambatan administrasi, serta memastikan manfaatnya benar-benar dirasakan oleh pekebun rakyat,” jelasnya.
Dia menambahkan, kegiatan ini merupakan hasil identifikasi dan penjaringan calon peserta yang dilakukan tahun 2024 di dua kabupaten, yaitu Kab Bengkayang dan Kab Sekadau dengan target masing-masing kabupaten sebanyak 210 orang, namun realisasinya hanya 120 calon peserta sesuai target kegiatan tahap pertama. Sementara tahap kedua tidak terealisasi karena waktu yang tidak memungkinkan untuk pelaksanaannya.
“Sesuai rekomtek Ditjenbun No 154/SM. 120/E/09/2024 tanggal 17 September 2024, untuk Kabupaten Bengkayang diperoleh sebanyak 120 orang dengan 4 jenis pelatihan yaitu (1) Pelatihan Budidaya Kelapa Sawit, (2) Pelatihan ISPO, (3) Pelatihan Manajemen dan Administrasi Keuangan, dan (4) Pelatihan Pengelolaan Sapras Perkebunan, dengan jumlah peserta pada setiap kelas sebanyak 30 orang,” tambahnya.
Sementara itu, kata Dia, untuk Kabupaten Sekadau sesuai rekomtek Ditjenbun No 168/SM.120/E.10/2024 tanggal 28 Oktober 2024, diperoleh calon peserta sebanyak 120 orang dengan 3 jenis pelatihan yaitu (1) Pelatihan Budidaya Kelapa Sawit, (2) Pelatihan ISPO, dan (3) Pelatihan Penumbuhan Kebersamaan Pekebun.
Lembaga penyelenggaran pelatihan yang mendapatkan kesempatan melaksanakan pelatihan di Kalimantan Barat untuk Tahun 2025 adalah PT. SIB dan Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta.
”Saya berharap, melalui pelatihan yang diselenggarakan oleh Lembaga Sumberdaya Indonesia Berdaya ini dapat menjadi langkah awal yang berdampak nyata dalam meningkatkan kualitas usaha perkebunan di daerah kita,” katanya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bengkayang, Yulianus menambahkan, selama ini paradigm berfikir pekebun masih terkungkung hanya bagaimana meningkatkan hasil produksi. Padahal masih banyak yang harus dikuasai, salah satunya administrasi keuangan.
“Petani itu tidak hanya menanam, menghasilkan, dan meningkatkan produksi, tetapi juga harus menguasai administrasi keuangan dan masalah usaha tani. Jadi ending-nya berhasil profit dan petani dapat dana. Itu intinya, kesejahteraan,” kata Yulianus.
Direktur Utama PT. Sumberdaya Indonesia Berjaya (PT SIB), Andi Yusuf Akbar mengatakan, pihaknya kembali dipercaya untuk mengelola pelatihan peningkatan SDM petani sawit, yang tahun ini memasuki tahun keempat. Kegiatan ini akan berlangsung selama kurang lebih 4 hari efektif.
“PT SIB melaksanakannya sesuai dengan Kurikulum Silabus yang telah ditentukan oleh Keputusan Direktur Jenderal Perkebunan Nomor 57 tahun 2023 tentang Pedoman Tenis Pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit dalam Rangka Pendanaan Badan Pengelola Dana Perkebunan. Ini tentu menjadi semangat tersendiri bagi kami sebagai penyelenggara,” kata Andi Yusuf.
Menurut Andi Yusuf, tim narasumber yang akan membawakan kegiatan pelatihan ini merupakan tim narasumber kompeten yang telah memiliki sertifikat kompetensi sebagai trainer maupun pendamping agrobisnis dalam pelembagaan pekebun.
“Pelatihan ini menghadirkan narasumber yang mumpuni dan kompeten di bidangnya. Mereka merupakan trainer senior yang sudah berpengalaman. Dan diharapkan output dari pelatihan ini adalah penumbuhan kebersamaan dan peningkatan pengetahuan dan pemahaman pekebun terhadap manajemen administrasi dan Keuangan untuk pekebun,” pungkasnya.