Pemahaman sawit secara turun temurun harus berjalan dengan baik agar perkebunan dan komoditas tersebut tetap menjadi produk unggulan Indonesia,” tuturnya, seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, di Jakarta, Kamis, 20 Juni 2019.
“Dan yang perlu terus digaungkan kepada semua lapisan masyarakat adalah sawit telah memberikan manfaat bagi kita semua. Tidak hanya untuk Indonesia, tapi juga untuk dunia,” pungkasnya.Kelapa sawit dan produk turunannya telah hidup berdampingan dengan masyarakat. Sebagai masyarakat Indonesia harus berbangga diri dengan kekayaan sumber daya yang Indonesia miliki. Pasalnya Indonesia merupakan negara penghasil sawit terbesar di dunia dan tentunya harus menjadi kebanggaan.
Selain devisa, sawit juga berkontribusi terhadap penurunan emisi global dan mencegah deforestasi. Sebab dibandingkan produk minyak nabati lainnya, dengan luas lahan yang sama sawit merupakan komoditas dengan produktifitas 10 kali lebih unggul.Ia menambahkan budidaya kelapa sawit mulai dilakukan sejak 1878 di Indonesia. Melihat sejarah perkembangan tersebut, kelapa sawit sudah sejak lama berada di Tanah Air. Sampai sekarang kelapa sawit terus mengalami perkembangan dengan berbagai produk turunannya. Dengan fakta tersebut, Achmad Maulizal Sutawijaya menilai kebanggaan tersebut tentu juga harus dirasakan oleh generasi milenial di Tanah Air. Generasi milenial dan generasi Z harus harus mendapatkan asupan informasi yang benar tentang kelapa sawit dan produk-produk turunannya. “Mereka harus tahu sejarahnya dan perkembangan saat ini serta masa depannya,” tandas Achmad.