Anggota APKASINDO Raih Hasil Terbaik Pelatihan ISPO di Banjarmasin

0

Anggota Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) M Samani meraih hasil terbaik dalam acara ‘Pelatihan Teknis ISPO bagi Pekebun Kelapa Sawit Provinsi Kalimantan Selatan(Kalsel) Angkatan 1 dan 2′, pada 8-12 Agustus 2022 di Banjarmasin.

M Samani sendiri saat ini tercatat sebagai Ketua Gapoktan Kelumpang Sejahtera, Kelumpang Hulu, Kotabaru. Dia mengaku tak menduga dirinya meraih hasil yang terbaik diantara 68 peserta yang mengikuti pelatihan.

“Tak meduga, bisa meraih hasil terbaik. Dengan bisa mengikuti Pelatihan Teknis ISPO bagi Pekebun Kelapa Sawit kali ini, saya sudah gembira. Mudah-mudahan dapat momotifasi dirinya untuk mengelola kebun sawit lebih baik lagi,” kata Samani yang juga anggota anggota KUD Gajah Mada, Kab. Kotabaru, Kalsel.

Pelatihan ISPO ini diselenggarakan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bekerjasama dengan PT.Sumberdaya Indonesia Berjaya dan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) dengan tujuan mewujudkan industri sawit yang berkelanjutan.

Direktur Utama PT SIB Andi Yusuf Akbar mengatakan, Indonesian Sustainable Palm Oil System (ISPO) merupakan komitmen untuk perbaikan tata kelola perkebunan sawit agar sejalan dengan tuntutan pembangunan berkelanjutan secara global, dengan efektif, efisien, adil dan berkelanjutan.

“Komitmen pemerintah Indonesia dalam mencapai perkebunan sawit yang berkelanjutan cukup kuat, hal ini terlihat dengan terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) No 44 Tahun 2020 tentang Sistem Sertifikasi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia,” kata Andi Yusuf.

Kata Andi, dalam pelaksanaan sertifikasi ISPO diselenggarakan oleh lembaga independen dan dilaksanaan secara transparan, yang bertujuan untuk memastikan dan meningkatkan pengelolaan sawit sesuai kriteria ISPO. Hal ini berlaku bagi perkebunan rakyat, perkebunan swasta dan perkebunan negara.

“Semuanya wajib memiliki sertifikat ISPO. hanya, untuk perkebunan rakyat diberikan masa transisi lima tahun guna memenuhi kriteria dan indikator ISPO,” kata Andi Yusuf.

Andi Yusuf menjelaskan, saat ini sawit masih menghadapi beberapa tantangan, antara lain; rendahnya produktifitas, legalitas lahan (diklaim masuk kawasan hutan) serta kampanye negatif yang terus dilontarkan oleh LSM dan Uni Eropa.

“Penerapan sertifikasi ISPO, diharapkan dapat menyelesaikan persoalan-persoalan itu,” kata Andi.

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Provinsi Kalsel, Hj Suparmi dalam sambutan pembukaan acara menyatakan, Pelatihan Teknis ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) bagi ASN dan Pekebun Kelapa Sawit, adalah kegiatan PSDMPKS sesuai hasil rekomtek tahun 2021, yang merupakan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pekebun.

“Dengan strategi memberdayakan di sektor hulu dan memperkuat sektor hilir. Untuk menciptakan nilai tambah dan daya saing usaha perkebunan dan peternakan,” kata Suparmi.

Untuk menciptakan nilai tambah dan daya saing, lanjut Suparmi, pihaknya telah memberikan dukungan melalui pemberian bantuan hibah, berupa alat, sarana produksi, bibit tanam dan bibit ternak, meningkatkan fungsi intensifikasi dan pengembangan lahan, meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman perkebunan, meningkatkan kinerja fungsi perbibitan, pakan ternak, kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner, serta meningkatkan kinerja fungsi pengolahan baik bidang perkebunan dan peternakan.

“Salah satu upaya untuk mencapai perkebunan kelapa sawit yang lebih efisien dan berkelanjutan, dilakukan melalui peremajaan tanaman sawit yang kurang produktif, tua dan/atau rusak dengan dukungan pengembangan sumber daya manusia dan bantuan sarana dan prasarana melalui bantuan dana dari BPDPKS,” kata Suparmi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini