Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiaman menekankan pentingnya ketersediaan air, terutama di masa kekeringan saat ini, untuk meningkatkan produktivitas tebu.
“Tidak cukup menggunakan bibit unggul kalau tidak didukung dengan air yang cukup,” kata dia saat mengunjungi Pabrik Gula Camming di Wanuawaru, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Kamis (10/10).
Karena itu, Amran yang pernah menjadi bagian dari keluarga besar pabrik gula Camming ini menyarankan agar dibangun embung untuk memastikan tebu tetap mendapatkan pasokan air yang cukup.
“Jangan biarkan air hujan pergi begitu saja. Pak Dirut, coba bangun embung, tampung air sebanyaknya,” kata menteri kelahiran Bone, Sulawesi Selatan ini.
Peningkatan produksi sejumlah pangan strategis, termasuk gula menjadi perhatian pemerintah. Pemerintah mencanangkan tahun 2028 Indonesia akan mencapai swasembada gula konsumsi, sedangkan gula industri tahun 2030.
Sebagai informasi, kebutuhan gula nasional mencapai 9,1 juta ton yang terdiri dari gula konsumsi 3,4 juta ton dan gula industri 5,7 juta ton.
Untuk memenuhi target tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan intensifikasi berupa rawat ratoon seluas 206.478 hektare dan bongkar ratoon seluas 298.298 hektare yang dilakukan selama 5 tahun pada lahan tebu rakyat.
Kementan juga melakukan ekstensifikasi berupa penambahan luas areal tebu berdasarkan Perpres 40 tahun 2023 sebesar 700.000 hektare dengan penambahan pabrik gula baru sebanyak 30 unit yang terintegrasi antara kebun dan pabrik.
Menanggapi hal itu, Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), Mahmudi menyampaikan bahwa pihaknya akan terus melakukan perbaikan utamanya dalam aspek budidaya agar swasembada gula bisa diwujudkan.
“Delapa ton per hektare dengan luasan yang ada sekarang, saya kira swasembada untuk konsumsi akan tercapai di tahun 2028 bahkan bisa lebih cepat,” ungkap Mahmudi.
Pihaknya kini terus melakukan perluasan areal perkebunan. Dia mengatakan, secara keseluruhan, di bawah PTPN Group saat ini luasannya di angka 187 ribu hektare.
“Khusus untuk yang ada di Bone Camming, Takalar, Sulawesi Selatan itu di angka 5.500. Kemudian tahun ini kita perluas menjadi 7.500.  Nanti tahun 2026 kita selesaikan seluruh areal 12.500 hektare,” pungkas dia.