GAPKI Tekankan Pentingnya Dukungan Kebijakan bagi Industri Sawit

0
Pekerja menunjukkan brondolan sawit dengan kedua tangannya. Dok: PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Eddy Martono, menekankan betapa pentingnya industri sawit bagi perekonomian nasional. Untuk itu, dia berharap kebijakan ke depan dapat mendukung dan menciptakan iklim yang kondusif bagi kelangsungan industri sawit.

“Kami berharap bahwa kebijakan ke depan pun harusnya kondusif mendukung industri sawit,” kata Eddy pada peringatan ulang tahun GAPKI ke-44 dan buka puasa bersama di Ayana Midplaza, Jakarta, Kamis (6/3).

Eddy juga mengingatkan, saat ini Indonesia sedang menghadapi tantangan berat, termasuk gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK). “Jangan sampai sawit itu terdampak, apabila kebijakan kita tidak kondusif untuk industri sawit ini,” kata dia.

Lebih lanjut, Eddy menjelaskan, industri sawit telah memberikan kontribusi yang cukup besar, bahkan selama pandemi COVID-19, sektor ini justru mengalami penambahan tenaga kerja dan mencatatkan devisa yang sangat besar.

“Pada waktu COVID kita tidak ada PHK, yang ada justru penambahan tenaga kerja, devisa yang dihasilkan sangat besar bahkan mencatatakan rekor,” kata dia.

Selama pandemi COVID-19, sektor sawit tetap menyumbangkan devisa ekspor sekitar USD 13 miliar hingga Agustus 2020, meskipun sektor-sektor penghasil devisa lainnya, seperti migas, batu bara, dan pariwisata, mengalami penurunan.

Eddy juga menekankan bahwa industri sawit telah terbukti menjadi pilar ekonomi nasional, dengan menyerap tenaga kerja yang cukup besar, yaitu sekitar 16,2 juta orang.

“Kami berharap kebijakan yang ada di masa depan tetap mendukung agar industri sawit dapat terus menopang perekonomian Indonesia, terlebih di tengah kondisi ekonomi global yang penuh tantangan, seperti perang dagang,” ujar Eddy.

Kemudian, industri sawit nasional juga telah memberikan kontribusi besar, terutama dalam pembangunan daerah-daerah terpencil.

“Kita dari tahun 1981 ini, anggota-anggota kita juga sudah bergerak semua untuk membangun industri sawit, bukan hanya untuk inti, tetapi juga untuk plasma,” kata Eddy.

Eddy juga memberikan contoh Setiono, Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Pir (Aspekpir) Indonesia, yang telah menjadi bagian dari GAPKI sejak 1986.

“Ini ada contoh Pak Setiono yang dulu bagaimana Pak, kemudian sekarang menjadi petani sawit yang sangat sukses menurut saya. Artinya bahwa kiprah Gapki ini sudah besar, membangun daerah-daerah yang remote area, dan ini terbukti,” kata Eddy.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini