Pemerintah akan Fokus Hilirisasi Kelapa

0
Kelapa segar sebagai bahan baku hilirisasi kelapa di Indonesia. (Disbun.kaltimprov.)

Hilirisasi kelapa menjadi fokus utama Presiden Prabowo Subianto dalam meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk dalam negeri.

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengatakan, salah satu komoditas yang menjadi prioritas utama adalah kelapa. Dipilihnya kelapa karena ketersediaan bahan bakunya yang melimpah.

“Arahan Bapak Presiden sangat jelas, kita akan fokus pada hilirisasi sektor pertanian. Komoditas yang bahan bakunya tersedia melimpah, seperti kelapa, harus diprioritaskan,” ujar Mentan Amran saat menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Sri Lanka, Dewi Agustina Tobing, Jakarta, Jumat (13/6).

Mentan Amran menjelaskan, potensi kelapa saat ini sangat menjanjikan. Dia menyebut adanya pergeseran pola konsumsi di beberapa negara, terutama di Tiongkok, dari susu ke santan dan produk kelapa lainnya seperti Minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil/VCO).

Perubahan tren konsumsi ini menjadi peluang besar bagi Indonesia, sebagai salah satu negara penghasil kelapa terbesar di dunia.

“Tiongkok mulai beralih dari susu ke VCO. Ini adalah berkah bagi Indonesia karena negara-negara Eropa tidak memiliki iklim yang memungkinkan untuk menanam kelapa,”  ujar Mentan Amran.

Mentan Amran menjelaskan bahwa saat ini Indonesia mengekspor sekitar 2 juta ton kelapa setiap tahun, sebagian besar masih dalam bentuk bahan mentah. Nilai ekspor tersebut diperkirakan mencapai Rp 20 triliun per tahun.

Namun, menurut dia, potensi nilai tambah dari kelapa akan jauh lebih besar jika dilakukan hilirisasi. Jika diolah menjadi produk jadi, seperti VCO, santan instan, atau produk turunan lainnya, nilai ekspor bisa meningkat dua hingga tiga kali lipat.

“Kalau dihilirisasi, potensi nilainya bisa mencapai Rp 40 hingga Rp 60 triliun. Ini yang ingin kita dorong ke depan,” ujar Mentan Amran.

Sejalan dengan upaya tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) juga mulai menjajaki peluang kerja sama dengan negara sahabat untuk mempercepat pengembangan industri hilir kelapa.

Dalam pertemuan dengan Duta Besar Republik Indonesia untuk Sri Lanka, Dewi Agustina Tobing, Mentan Amran membahas potensi kolaborasi pengembangan industri olahan kelapa antara Indonesia dan Sri Lanka.

Dubes Dewi mengungkapkan, perusahaan-perusahaan di Sri Lanka memiliki teknologi pengolahan kelapa yang canggih, termasuk untuk sabut dan batok kelapa. Teknologi tersebut dinilai sangat cocok dan bermanfaat jika dikembangkan di Indonesia.

“Perusahaan Sri Lanka sangat tertarik untuk berinvestasi di Indonesia. Mereka memiliki teknologi yang mampu mengolah seluruh bagian kelapa menjadi produk bernilai tinggi,” kata Dubes Dewi.

Selain membahas kelapa, pertemuan tersebut juga menyinggung potensi kerja sama dalam pengembangan industri teh. Menurut Dubes Dewi, beberapa perusahaan Sri Lanka berminat menanamkan investasi di sektor pengolahan teh di Indonesia.

“Kami juga membahas pengolahan teh. Perusahaan di Sri Lanka tertarik untuk memanfaatkan teh Indonesia. Dengan pengolahan yang tepat, nilai produk teh kita bisa jauh lebih tinggi,” ujarnya.

Lebih lanjut, Dubes Dewi menyampaikan bahwa capaian Indonesia dalam sektor produksi beras turut menjadi perhatian serius pemerintah Sri Lanka. Bahkan, Presiden dan sejumlah pejabat tinggi di negara tersebut menyatakan minat untuk menjalin kerja sama yang lebih erat, khususnya dalam bidang ketahanan pangan.

“Kami sudah sampaikan capaian produksi beras Indonesia kepada Presiden dan Menteri di Sri Lanka. Mereka sangat antusias dan ingin bekerja sama lebih erat dengan Indonesia yang saat ini dianggap sebagai lumbung pangan dunia,” pungkasnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini