Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan penanaman tebu perdana di PT Global Papua Abadi, Kampung Sermayam, Distrik Tanah Miring, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan, Selasa (24/7).
Pada kesempatan tersebut, Jokowi menyoroti krisis pangan global yang disebabkan oleh perubahan iklim, dengan panjangnya periode panas dan kekeringan. Dalam konteks ini, kemandirian dan ketahanan pangan harus menjadi prioritas utama pemerintah.
“Kemandirian pangan, ketahanan pangan, kedaulatan pangan itu harus menjadi konsentrasi,” tegas Jokowi.
Hal ini sejalan dengan pernyataan Presiden terpilih, Prabowo Subianto yang menyatakan akan berkonsentrasi pada isu pangan dan energi di Papua.
Jokowi mengatakan, meski sebelumnya program pangan dan energi dua kali gagal di Papua, kini ada perkembangan signifikan dengan pendekatan ilmiah.
“Tapi yang sekarang menurut saya kalau tadi saya melihat mulai dari awal pembibitan dengan tissue culture (kultur jaringan), penanaman beberapa varietas. Hasilnya juga kelihatan sudah dicek berapa ton semuanya, sudah secara saintifik sudah dijalani,” kata Jokowi.
Jokowi melihat potensi besar di Merauke dan sekitarnya untuk menjadi lumbung pangan Indonesia. Dengan kondisi lapangan yang datar dan melimpahnya air, daerah ini sangat cocok untuk pertanian padi, jagung, dan tebu.
“Tebu dan jagung nanti bisa dipakai untuk gula pasir maupun bioetanol,” tambah Jokowi.
Selain itu, Jokowi mengapresiasi inisiatif perusahaan yang memulai program penghijauan dengan memproduksi bibit pohon endemik Papua.
“Tadi saya melihat juga ada sebuah niat yang sangat baik dari perusahaan untuk memulainya dengan membuat nursery, dan nanti akan membuat yang lebih gede lagi dengan produksi paling tidak 5 juta bibit,” ujar Jokowi.
Dengan langkah ini, kata Jokowi, tidak hanya ketahanan pangan dan energi hijau yang dihasilkan, tetapi juga rehabilitasi hutan-hutan yang ada tanpa merusaknya.
“Jadi, pangannya dapat, energi hijaunya dapat, tetapi juga hutannya tidak di rusak,” pungkas mantan gubernur DKI Jakarta ini.
Di tempat yang sama, Wakil Menteri Investasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Yuliot Tanjung, menambahkan bahwa persiapan untuk perkebunan tebu di Merauke sudah dilakukan secara matang.
“Persiapan untuk perkebunan tebu sudah dilakukan di banyak daerah yang memiliki tanah datar dan luas lahan yang sesuai dengan industri ini. Merauke adalah pilihan yang tepat untuk skala industri besar,” ujar Yuliot.
Menurutnya, berbagai kawasan telah dibandingkan dari sisi iklim dan luas lahan. “Untuk skala industri besar, kawasan Merauke adalah yang paling cocok,” tambah Yuliot
Yuliot optimis, dengan persiapan yang matang, produksi gula di Merauke akan mencapai target yang telah ditetapkan. Selain gula, proses industri tebu di Kabupaten Merauke juga diharapkan dapat menghasilkan 300 juta kiloliter bioetanol setiap tahunnya.