
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menegaskan, pembenahan ekosistem perberasan nasional dilakukan bukan hanya untuk menjaga stabilitas pangan, tetapi juga demi memastikan kesejahteraan petani terus meningkat.
Menurut Amran, selama bertahun-tahun ekosistem perberasan di dalam negeri tidak sehat akibat ulah segelintir pelaku usaha besar. Mereka kerap melakukan kecurangan, mulai dari beras oplosan hingga permainan harga.
“Sekarang negara hadir. Petani harus sejahtera, pedagang untung, dan masyarakat tersenyum. Inilah yang kita benahi. Mafia pangan tidak boleh lagi menguasai rantai perberasan kita,” tegas Amran dikutip dalam keterangan resmi, Jakarta, Senin (25/8).
Hasil dari berbagai langkah pembenahan mulai terlihat nyata. Saat ini, serapan gabah oleh Bulog meningkat signifikan, dari sebelumnya sekitar 3.000 ton per hari menjadi 6.000 ton per hari.
Selain itu, cadangan beras pemerintah (CBP) juga mencapai rekor tertinggi dalam 57 tahun terakhir, yakni 4,2 juta ton. Jumlah ini jauh melampaui stok tahun lalu yang hanya sekitar 1 juta ton.
Kebijakan penyerapan gabah yang lebih agresif dari Bulog membuat harga gabah petani terjaga sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) di kisaran Rp 6.500 per kg. Dampaknya, Nilai Tukar Petani (NTP) pada Juli 2025 tercatat 122,64, menandakan peningkatan nyata kesejahteraan petani.
Selain itu, pemerintah juga mengamankan cadangan beras dan mempercepat distribusi melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Langkah ini berhasil menurunkan harga beras di 15 provinsi dalam beberapa pekan terakhir, termasuk Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, Aceh, dan Sumatera Utara.
“Ini bukti bahwa pembenahan ekosistem perberasan tidak hanya menyelamatkan konsumen, tetapi juga meningkatkan semangat petani sekaligus menggairahkan industri penggilingan kecil dan pasar tradisional yang sebelumnya terhimpit dominasi segelintir pelaku besar,” jelas Amran.
Dengan stok beras pemerintah yang kuat, harga yang mulai stabil, serta meningkatnya kesejahteraan petani, Amran optimistis Indonesia mampu menghadapi gejolak global sekaligus menuju kedaulatan pangan.
“Petani adalah pahlawan pangan bangsa. Kesejahteraan mereka akan terus menjadi prioritas utama pemerintah,” pungkasnya. (ST)





























