Mentan Amran Bantah Jagung di Food Estate Gunung Mas Pakai Polybag

0

LAMPUNG – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman membantah jagung yang ditanam di food estate Gunung Mas, Kalimantan Tengah menggunakan media tanam pot atau polybag.

“Ada informasi katanya jagung ditanam di pot. Saya minta coba tunjukkan potnya, katanya ada yang pakai pot di sebelah mana itu,” ujar Mentan saat menghadiri pembinaan penyuluh di Provinsi Lampung, Rabu (20/13).

Mentan Amran mengatakan, penggunaan pot hanya dilakukan pada benih percobaan untuk mengetahui kondisi iklim dan seberapa besar pertumbuhan jagung yang akan ditanam. Itu pun, lanjut dia, hanya beberapa pot saja karena benih yang lain tetap menggunakan media tanah secara langsung.

“Itu untuk percobaan saja agar kita mengetahui kondisi iklim dan benih yang akan ditanam, dan itu yang diambil gambarnya. Tolong diubah mindsetnya, ubah karakternya agar negara yang saya cintai ini bisa menjadi super power. Jangan diisi dengan orang-orang pecundang yang suka fitnah,” katanya.

Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Kementerian Pertahanan (Kemenhan) terus fokus mengembangkan jagung pada lahan food estate Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Kolaborasi kedua lembaga ini cukup gesit karena jagung yang di tanam di sana sudah tumbuh setinggi orang dewasa.

“Jagungnya tumbuh subur dan pola tanamnya langsung di tanah. Tidak benar kalau ada yang mengatakan penanaman di polybag. Mari hindari berpolemik,” katanya.

Mentan Amran menambahkan, kolaborasi Kementan dan Kemenhan mampu membuat lahan di sana menjadi tumbuh subur sehingga pada Januari mendatang diperkirakan sudah dapat dilakukan panen.

“Kami yakin dengan kolaborasi ini Indonesia mampu menapaki swasembada di masa yang akan datang. Insyaallah semuanya berjalan dengan baik,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Badan Standarisasi Instrumen Pertanian Kementerian Pertanian (BSIP Kementan), Fadjry Djufry mengungkapkan pertanaman jagung di lahan food estate Gunung Mas, Kalimantan Tengah yang ditanam sejak 25 Oktober 2023 hingga saat ini tumbuh subur. Penanaman jagung itu ditanam langsung di tanah bukan dalam polybag.

“Tidak benar bahwa jagung ditanam di polybag. Pertanaman di polybag itu hanya sewaktu percobaan dan awal penanaman untuk mengetahui kesesuaian varietas jagung yang sesuai atau cocok di kondisi lahan dan iklim daerah tersebut. Itu jumlahnya beberapa lajur saja dan diawal pertanaman. Sekarang seluruhnya 4 hektare sudah ditanam di lahan,” jelas Fadjry.

Menurut Fadjry, pemerintah dengan dukungan stakeholders, teknologi dan inovasi pertanian yang saat ini terus bertransformasi ke yang semakin modern dan tentunya dukungan anggaran optimis segera bisa menangani pengembangan food estate ini secara optimal.

Food estate Gunung Mas ini merupakan kegiatan ekstensifikasi atau perluasan lahan baru yang pengelolaanya harus dengan teknologi pertanian modern khususnya mekanisasi seperti di negara Taiwan, Jepang dan seterusnya.

“Luas lahan food estate Gunung Mas ini kan 600 hektar, artinya luasnya terlalu kecil untuk kita ributkan dan polemikan kalau kita bandingkan luas lahan baku kita secara nasional 7,4 juta hektar. Itu hanya 0,008 persen. Kami optimis, enam bulan ke depan tiga bulan sampai enam bulan masalah ini selesai,” tandasnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini