Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengatakan, Kementan akan menganggarkan tambahan BOP (Biaya Operasional) penyuluh pertanian guna mempercepat swasembada pangan.
Demikian disampaikan Mentan Amran saat menyapa penyuluh pertanian pada “Pembinaan Penyuluh Pertanian Dalam Mendukung Peningkatan Produktivitas Padi dan Jagung”, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (23/12).
“Saya membawa berita baik bagi kita semua, karena kami akan menganggarkan uang untuk menambah BOP bagi penyuluh pertanian,” kata Mentan yang disapa AAS itu.
Tambahan BOP akan diberikan dengan catatan para penyuluh pertanian dapat mendukung memetakan lahan dan swasembada pangan di Indonesia.
“Namun, para penyuluh harus bisa mencapai targetnya membantu pemerintah dan para petani. Karena ini demi ketahanan pangan kita di Indonesia. Oleh karena itu, bantu pemerintah untuk memperluas lahan pertanian,” katanya.
Mentan juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh penyuluh pertanian se-Sulawesi Selatan yang telah memberikan dukungan aktif dalam peningkatan produktivitas sektor pertanian.
“Saya yakin Indonesia bisa swasembada di Sulawesi Selatan. Ketahanan pangan identik dengan ketahanan bangsa, kita swasembada yang bekerja adalah Kita, Petani Penyuluh, untuk itu harus kita lanjutkan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi berharap penambahan BOP, pengetahuan, dan keterampilan penyuluh pertanian produktivitas pertanian akan semakin membaik.
“Keikutsertaan penyuluh pertanian memang mutlak dalam kegiatan pertanian, namun yang juga tidak kalah pentingnya adalah bagaimana meningkatkan produktivitas pertanian sehingga kesejahteraan petani pun juga dapat tercapai,” ujarnya.
Dia juga berharap kerja sama yang terpadu dan koordinasi yang baik antar pelaku-pelaku di sektor pertanian ini perlu terus didorong untuk menjawab tantangan keberlanjutan Provinsi Sulawesi Selatan sebagai lumbung padi nasional.
Pada kesempatan yang sama, Kementan memberikan penghargaan kepada 11 orang dan 12 lembaga, seperti penyuluh pertanian berprestasi, petani milenial berprestasi, Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S), kelompok tani berprestasi, kelompok wanita tani berprestasi, kelembagaan ekonomi pertanian berprestasi, dan Balai Penyuluhan Pertanian berprestasi.
Mereka semua berasal dari sejumlah provinsi di Indonesia, dan terbanyak dari Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, juga Sulawesi Selatan untuk kategori petani milenial berprestasi, kelembagaan ekonomi petani berprestasi, dan Balai Penyuluhan Pertanian berprestasi.
Ada pun penerima penghargaan penyuluh pertanian berprestasi, berasal dari Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat dan Papua Barat. Untuk petani milenial berprestasi berasal dari Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali dan Sulawesi Selatan.
Kemudian P4S, penerima penghargaannya dari Jawa Timur, Jawa Barat, Yogyakarta. Lalu kelompok tani berprestasi dari Sumbar, Sumut dan Jateng. Sementara kelompok wanita tani berprestasi berasal dari Sultra, Kalteng dan Yogyakarta.
Untuk kelembagaan ekonomi pertanian berprestasi diberikan kepada SulawesiSelatan, Jawa Tengah dan Jawa Barat serta yang terakhir, penghargaan diberikan kepada Balai Penyuluhan Pertanian berprestasi dari Yogyakarta, Jateng, dan Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.