Ajak serta petani untuk segera memenuhi sertifikasi melalui program Pemberdayaan Petani Swadaya Musim Mas
Minyak kelapa sawit dan olahan turunan lainnya telah menjadi salah satu komoditi penting untuk ekspor Indonesia, yang menunjang perekonomian negara ini. Di tengah upaya pemerintah untuk memperkuat industri kelapa sawit, kecemasan atas risiko deforestasi, dan hilangnya keanekaragaman hayati akibat pengalihan fungsi dan perluasan perkebunan sawit, terus menjadi sorotan. Tidak saja di tingkat nasional, namun juga internasional.
Menyadari pentingnya untuk mengatasi isu tersebut, pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pertanian, telah mengeluarkan standar sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) sejak tahun 2011, untuk memastikan produksi minyak kelapa sawit yang berkelanjutan di Indonesia. Sertifikasi ISPO merupakan mandatori bagi Pelaku Usaha Perkebunan Kelapa Sawit dan Pekebun. Bahkan, sebagai bagian dari upaya mempercepat pengurangan emisi karbon, meningkatkan manajemen perkebunan kelapa sawit terkait perlindungan lingkungan dan sosial, serta meningkatkan daya saing kelapa sawit Indonesia, baik di ranah lokal maupun internasional, pada Maret 2020, Presiden Joko Widodo menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2020 tentang Sistem Sertifikasi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (Perpres No. 44/2020) untuk memperkenalkan tolak ukur baru melengkapi sertifikasi ISPO.
Dengan komitmen yang gigih terhadap keberlanjutan, Musim Mas Group pada bulan Agustus lalu telah mendapatkan sertifikasi ISPO 100% untuk 17 anak perusahaannya pada bagian hulu, sesuai dengan kewajiban sistem sertifikasi oleh ISPO. Sertifikasi ini menunjukkan dedikasi dan komitmen Musim Mas Group untuk terus menerapkan kebijakan keberlanjutan, kepatuhan hukum, dan praktik bisnis yang bertanggung jawab.
“Bagi Musim Mas, keberlanjutan berarti menyediakan produk, dan turunan minyak sawit berkualitas tinggi dan inovatif, dengan cara yang bertanggung jawab. Bersama dengan para pemangku kepentingan di industri ini, kami berusaha mencari solusi terbaik dalam mengatasi emisi gas karbon, keanekaragaman hayati, dan hak-hak manusia termasuk hak pekerja. Sertifikasi ISPO yang kami dapatkan semakin mengukuhkan komitmen kami untuk menjalankan usaha kami sesuai dengan hukum yang berlaku,” ujar Olivier Tichit, Director of Sustainability Musim Mas Group.
Bagi Musim Mas, keberadaan para petani swadaya juga sangat krusial untuk memenuhi permintaan pasar domestik dan internasional yang sangat besar. Berdasarkan data Tree Crop Estate Statistic of Indonesia, menunjukkan bahwa pada tahun 2022, terdapat lebih dari 2,6 juta petani kelapa sawit di Indonesia. Mereka menguasai dan mengelola 41% dari luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia, atau 6,4 juta hektar. Karena itu, perlu terus dilakukan upaya berkesinambungan agar standarisasi dan sertifikasi untuk produk kelapa sawit dapat mengimbangi peraturan-peraturan pasar global yang ada.
Di samping itu, masih ada kendala-kendala yang dihadapi petani swadaya saat ini antara lain, akses untuk mendapatkan pengetahuan tentang praktik-praktik kelapa sawit yang berkelanjutan, kurangnya akses finansial, rendahnya literasi keuangan serta keterampilan perencanaan bisnis, dan tidak adanya sarana untuk menunjukkan kepatuhan (compliance) atas praktik-praktik kelapa sawit yang berkelanjutan.
Melalui program Pemberdayaan Petani Swadaya Musim Mas yang dimulai sejak tahun 2015, Musim Mas Group mendorong para petani swadaya untuk menerapkan praktik-praktik agronomi yang baik dan berkelanjutan. Pengembangan berbagai modul pengajaran yang menerapkan prinsip dan kriteria sertifikasi nasional ini dilakukan untuk mendorong mereka mengikuti proses audit dan mendapatkan sertifikasi. Apalagi, mereka menghadapi tenggat waktu untuk sudah tersertifikasi ISPO pada bulan November 2025.
Rudman Simanjuntak, Manager of Independent Smallholder Musim Mas Group, menjelaskan, “Petani swadaya kelapa sawit merupakan kelompok penting yang harus disertakan dalam menjadikan minyak sawit berkelanjutan sebagai norma. Kami mendorong dan membantu para petani swadaya kelapa sawit untuk bisa memenuhi kriteria yang dibutuhkan dalam proses sertifikasi. Melalui program Pemberdayaan Petani Swadaya Musim Mas, kami memastikan bahwa tidak ada yang ditinggalkan dalam perjalanan kami menuju industri minyak kelapa sawit yang lebih berkelanjutan.”
Hingga September 2023, program Pelatihan Petani Swadaya Musim Mas telah melibatkan lebih dari 41.900 petani swadaya di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1,959 petani telah berhasil tersertifikasi ISPO.