GAPKI Mulai Integrasikan Peremajaan Sawit dengan Penanaman Padi Gogo

0

Tanaman kelapa sawit mulai diintegrasikan dengan padi gogo dalam program peremajaan sawit rakyat (PSR) di Kalimantan Selatan. Di samping untuk meningkatkan produksi sawit, hal ini juga untuk meningkatkan ketahanan pangan.

Acara kick off penanaman perdana program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) jalur kemitraan binaan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) dan tumpang sari padi gogo dilakukan di Desa Telagasari, Kecamatan Kelumpang Hilir, Kotabaru, 24/4/2024.

Integrasi sawit dan padi gogo diterapkan di kebun milik Koperasi Unit Desa (KUD) Gajah Mada, mitra binaan PT Tapian Nadenggan.

Ketua Umum Gapki Eddy Martono mengatakan, program PSR jalur kemitraan menjadi salah satu program utama Gapki. Program ini untuk membantu petani meremajakan tanaman sawit yang sudah tua, rusak, dan tidak produktif sekaligus untuk meningkatkan produktivitas dan produksi kelapa sawit secara nasional.

”Dalam lima tahun terakhir, produksi sawit secara nasional relatif stagnan, sementara konsumsi dalam negeri terus meningkat. Mau tidak mau, kita harus meningkatkan produktivitas dari luas tanaman yang ada karena saat ini tidak diizinkan lagi pembukaan lahan baru,” kata Eddy.

Menurut Eddy, Saat ini kebun plasma pola perkebunan inti rakyat (PIR) dan petani swadaya sudah memasuki masa peremajaan. Pemerintah dengan dukungan dana dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mulai mengembangkan program PSR sejak 2017. Pihaknya menyambut baik program PSR, khususnya jalur kemitraan.

”Keberhasilan program PSR ini akan meningkatkan produktivitas, produksi, dan pendapatan masyarakat. Selain itu, juga akan memastikan bahwa kapasitas pabrik kelapa sawit yang sudah terbangun dapat dimanfaatkan secara optimal,” katanya.

Saat ini, calon lahan petani pekebun yang sudah lolos untuk mendapatkan program PSR dan bermitra dengan perusahaan ada lebih dari 52.000 hektar dengan melibatkan lebih dari 150 lembaga pekebun dan ribuan petani.

Dari 52.000 ha tersebut, sekitar 1.800 ha melalui jalur kemitraan, yang merupakan mitra lima perusahaan anggota Gapki, antara lain PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III, PTPN VI, PT Buana Wiralestari Mas, PT Ivomas Tunggal, dan PT Tapian Nadenggan, grup Sinar Mas.

Eddy mengatakan, program PSR di Kotabaru kali ini diintegrasikan juga dengan padi gogo. Padi tersebut ditanam di sela-sela jalur tanaman kelapa sawit. Penanaman padi gogo ini dapat dilakukan selama kanopi daun tanaman kelapa sawit belum menutup.

”Selain akan meningkatkan produksi dan pendapatan petani pekebun, program PSR ini juga akan berperan dalam menyediakan pangan masyarakat setempat serta ikut berperan dalam mendukung ketahanan pangan nasional,” katanya.

Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Ardi Praptono mengatakan, program PSR merupakan upaya pemerintah meningkatkan produktivitas serta kualitas sawit melalui penggantian tanaman tidak produktif dengan benih berkualitas dan menerapkan good agriculture practices.

Sejak 2017, Direktorat Jenderal Perkebunan telah menerbitkan rekomendasi teknis seluas 337.647 ha untuk 150.770 pekebun. Khusus di Kalsel telah diterbitkan rekomendasi teknis seluas 5.989 ha untuk 3.089 pekebun.

Direktur Penghimpunan Dana BPDPKS Sunari menyampaikan, hingga April 2024, BPDPKS telah menyalurkan dana untuk belanja program PSR sebesar Rp 9,3 triliun. Program PSR disalurkan melalui dua jalur, yaitu jalur dinas dan kemitraan. ”Semakin hari penyaluran program PSR melalui jalur kemitraan semakin tinggi realisasinya. Ini dalam rangka mendorong percepatan PSR,” ujarnya.

Sunari menyebutkan, program PSR jalur kemitraan KUD Gajah Mada dengan mitra PT Tapian Nadenggan seluas 720,6 ha dengan melibatkan 347 pekebun. Melalui kegiatan ini diharapkan akan memberikan tambahan pendapatan dan kesejahteraan pekebun.

”Mulai 1 Mei 2024 akan diberlakukan aturan baru yang mempermudah perusahaan dan pekebun mendapatkan dana PSR. Dana PSR juga akan ditingkatkan dari Rp 30 juta menjadi Rp 60 juta per ha dengan maksimum 4 ha per orang,” ujarnya.

Berdasarkan data statistik perkebunan tahun 2023, Kalsel memiliki luas kebun kelapa sawit sebesar 443.802 ha yang diusahakan oleh 89 perusahaan perkebunan besar swasta dan negara.

Ketua KUD Gajah Mada Sakino menyebutkan, program PSR adalah program yang pro-rakyat. Program ini sudah dinikmati sebagian anggota KUD Gajah Mada dengan mendapat pembiayaan untuk PSR sebesar Rp 30 juta per ha.

Saat ini, anggota KUD Gajah Mada berjumlah lebih dari 5.200 orang yang tersebar di 13 desa dan 3 kecamatan di Kotabaru. Luas lahan sawit milik KUD mencapai 7.200 ha. ”Kami sudah merasakan manfaat dari kelapa sawit. Itu membuat kehidupan masyarakat di sini semakin meningkat,” katanya.

Penanaman padi gogo dalam acara kick off penanaman perdana program Peremajaan Sawit Rakyat jalur kemitraan binaan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia dan tumpang sari padi gogo dilakukan di Desa Telagasari, Kecamatan Kelumpang Hilir, Kotabaru, Kalimantan Selatan, Rabu (24/4/2024).

Ketersediaan pangan
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor dalam sambutan yang disampaikan Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Kalsel Agus Dyan Nur mengapresiasi Gapki yang telah menginisiasi tumpang sari padi gogo dalam program PSR melalui jalur kemitraan. Ia pun berharap program ini berjalan baik sehingga dapat menjaga dan mewujudkan ketahanan pangan.

”Kalsel merupakan salah satu daerah penyangga pangan nasional dan sudah mendeklarasikan diri sebagai gerbang Ibu Kota Nusantara. Berbagai upaya dan inovasi serta kolaborasi harus dilakukan untuk mengembangkan dan mewujudkan kedaulatan dan ketahanan pangan,” katanya.

Berdasarkan data statistik perkebunan tahun 2023, Kalsel memiliki luas kebun kelapa sawit sebesar 443.802 ha yang diusahakan oleh 89 perusahaan perkebunan besar swasta dan negara. Sekitar 24 persen di antaranya atau mencapai 107.582 ha diusahakan oleh perkebunan rakyat.

”Pemprov Kalsel berkomitmen untuk mendukung dan mendorong pemanfaatan dan optimalisasi lahan kelapa sawit, baik pemanfaatan untuk tanaman pangan, seperti padi gogo, maupun tanaman pangan lainnya yang sesuai dengan lahan sekitar perkebunan kelapa sawit,” katanya.

Di Kalsel sebelumnya juga sudah berjalan program integrasi kelapa sawit dan tanaman padi di Tanah Laut, kemudian integrasi kelapa sawit dengan peternakan sapi. Potensi yang besar di Kalsel itu harus dioptimalkan demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat.

”Saya berharap dukungan dan peran aktif dari para bupati yang memiliki potensi ini sehingga upaya mewujudkan perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan dapat terwujud,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini