Kementan Pastikan Bawang Merah Nasional Masih Aman hingga Mei

0
Bawang merah. (foto: ist)

Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Direktorat Jenderal Hortikultura, Andi Muhammad Idil Fitri menyatakan, kondisi bawang merah nasional masih aman hingg Mei 2024.

Idil mengatakan, produksi nasional masih dapat didukung dari wilayah sentra di luar Pulau Jawa seperti Solok, Bima dan Enrekang.

“Berdasarkan perkiraan produksi dan neraca nasional, stok kumulatif bawang merah sampai Mei 2024 masih surplus,” ujar Idil dikutip dalam keterangan resminya, Jakarta, Minggu (28/4).

Menurut Idil, pada April ini memang sedikit rawan karena kumulatifnya di bawah 10 ribu ton per bulan dan telah terbukti harga meningkat.

“Kami telah sampaikan ini setiap rapat rutin pengendalian inflasi nasional. Distribusinya saja saat ini yang perlu kita kawal dari wilayah surplus ke wilayah minus,” kata Idil.

Diketahui, sentra terbesar bawang merah di pulau Sulawesi, Kabupaten Enrekang hingga saat ini masih terus berproduksi dengan baik. Produksi tersebar di beberapa kecamatan, seperti Anggeraja, Alla, Masalle, Baraka dan Malua.

Pemantauan langsung Tim Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian bersama para Petugas Penyuluh Lapangan setempat, mencatat setidaknya 1.080 hektare bawang merah siap dipanen pada minggu terakhir April 2024. Sementara pada Mei diperkirakan dipanen seluas 1.733 hektare.

Dengan produktivitas yang dapat mencapai 14 ton per hektare, maka produksi bawang merah Enrekang untuk minggu terakhir bulan April 2024 diperkirakan mencapai 15.120 ton dan bulan Mei sebanyak 24.262 ton.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Enrekang, Addi, menyatakan bahwa pihaknya terus mendorong bawang merah dari Enrekang untuk dapat memasok wilayah Jawa.

“Bawang merah dari Enrekang saat ini sudah dapat memenuhi kebutuhan wilayah Sulawesi, sebagian juga sudah mensuplai permintaan hingga ke Balikpapan, Samarinda, Ternate dan Papua. Untuk wilayah Jawa juga sudah mulai kami dorong untuk ditingkatkan,” ujar Addi.

Meskipun bawang merah yang ditanam di Enrekang didominasi oleh bawang merah varietas Tajuk dan Super Phillips, permintaan bawang merah jenis tersebut tetap meningkat seiring peningkatan harga bawang merah jenis Bima Brebes.

Ketua Kelompok Tani Eran Batu sekaligus Champion Bawang Merah Enrekang, Kasmidi menyatakan telah melakukan beberapa kali pengiriman stok bawang merah untuk wilayah Jawa.

“Setelah lebaran kemarin, sejumlah pengusaha bawang merah Enrekang telah kirimkan pasokan 200 ton untuk suplai wilayah Jawa. Bahkan saat ini bawang merah Enrekang sudah mulai masuk PIKJ, tapi diproses rogol dulu di Demak dan Brebes untuk efisiensi biaya pemrosesan,” ujar Kasmidi.

Lahan bawang merah petani binaan Kasmidi sendiri saat ini terpantau tertanam seluas 100 hektare dan diproyeksikan untuk memasok wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.

Adapun bawang merah yang dikirimkan ke luar Sulawesi masih dalam bentuk Konde Kering Panen atau sekitar 10-12 hari setelah panen untuk kemudian dilakukan perogolan di daerah tujuan sebelum didistribusikan ke pasar retail.

Pasalnya untuk pengiriman ke wilayah Jawa saja membutuhkan waktu selama 2 hari, sedangkan untuk Papua bisa mencapai 4-5 hari.

Sebagai informasi, Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, sepanjang 2023 Enrekang tercatat mampu memproduksi bawang merah sebanyak 175.933 ton dengan luas panen mencapai 13.669 hektare.

Capaian tersebut menempatkan Enrekang sebagai produsen bawang merah terbesar ke-empat secara nasional setelah Brebes, Solok dan Nganjuk.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini