Wamentan Ajak NU Gabung dalam Brigade Swasembada Pangan

0
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono dalam Muktamar Ilmu Pengetahuan ke-2 yang diselenggarakan oleh Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah di Auditorium UNS Solo, Sabtu (7/12).

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono mengajak anak muda Nahdlatul Ulama (NU) di Jawa Tengah untuk ikut terlibat dalam brigade swasembada pangan yang dibentuk oleh Kementerian Pertanian (Kementan).

Hal ini disampaikan Sudaryono dalam Muktamar Ilmu Pengetahuan ke-2 yang diselenggarakan oleh Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah di Auditorium UNS Solo, Sabtu (7/12).

Sudaryono mengatakan, kontribusi warga NU, terutama pemuda, sangat penting dalam memperkuat sektor pertanian di Indonesia, yang menjadi salah satu pilar utama ketahanan pangan nasional.’

Dia menambahkan, pemuda NU memiliki potensi besar untuk mendukung program pemerintah dalam menciptakan swasembada pangan.

“Saya sebagai Wakil Menteri Pertanian, kira-kira apa yang bisa dikolaborasikan oleh pemerintah dengan warga NU. Misalnya, apakah nanti peranan pemuda NU bisa terlibat langsung menjadi brigade swasembada pangan,” kata Sudaryono.

Brigade Pangan merupakan sebuah program yang melibatkan kelompok pemuda untuk mengelola lahan pertanian. Dalam program ini, mereka akan diberikan fasilitas seperti traktor, combain, pupuk, dan benih secara gratis.

Setelah panen, hasil pertanian akan dibagi antara pemilik lahan dan pengelola lahan, dengan penghasilan yang diperkirakan mencapai 15 juta rupiah per orang.

“Brigade swasembada pangan itu ada sekelompok anak muda yang mengelola 200 hektare lahan dan nanti kita kasih traktor, combain, pupuk dan benih secara gratis,” ujar Sudaryono.

Di samping itu, putra daerah Grobogan, Jawa Tengah ini juga mengajak para santri dan warga NU untuk mengoptimalkan program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di lingkungan pondok pesantren.

Dia berharap, lahan kosong yang masih ada di pondok pesantren bisa dimanfaatkan untuk menanam berbagai komoditas pangan. Dengan begitu, diharapkan pondok pesantren bisa mandiri dalam hal pangan, sekaligus mengurangi ketergantungan pada pasokan pangan dari luar.

“KRPL adalah salah satu cara untuk memanfaatkan lahan di pondok pesantren agar lebih produktif. Ini penting, karena dengan memaksimalkan potensi yang ada, pesantren bisa turut berkontribusi pada ketahanan pangan nasional,” jelas Sudaryono.

Menurutnya, pesantren memiliki sumber daya yang sangat potensial untuk mendukung program-program pertanian, baik dalam hal pengelolaan lahan maupun pendidikan kepada masyarakat tentang pentingnya ketahanan pangan.

“Pondok pesantren tidak hanya menjadi tempat pendidikan agama, tetapi juga bisa menjadi pusat pengembangan pertanian yang bermanfaat bagi masyarakat luas,” tambahnya.

Dengan kolaborasi antara pemerintah, warga NU, dan pondok pesantren, Sudaryono yakin bahwa Indonesia dapat mencapai swasembada pangan dengan lebih cepat dan berkelanjutan.

Di akhir sambutannya, dia berharap agar seluruh elemen masyarakat, terutama anak muda NU, dapat bergabung dan berkontribusi aktif dalam mewujudkan cita-cita swasembada pangan demi kesejahteraan bangsa.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini