Wapres Gibran Dorong Mekanisasi untuk Tingkatkan Produksi Tebu

0
Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Menghadiri Acara Rembuk Tani Menuju Swasembada Gula Nasional bersama Petani Tebu, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa 8 Juli 2024. Dok tangkap layar/majalah hortus.

Wakil Presiden (Wapres), Gibran Rakabuming Raka menegaskan pentingnya dukungan mekanisasi dan penggunaan alat mesin pertanian modern untuk mendorong produktivitas tebu nasional. 

Hal ini disampaikannya saat menghadiri Rembuk Tani Menuju Swasembada Gula Nasional bersama petani tebu di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (8/7).

Dalam kesempatan itu, Gibran mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah memberikan arahan langsung kepada Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman untuk mempercepat program swasembada gula.

“Dari Pak Presiden sudah memberikan instruksi langsung ke Pak Menteri, tahun depan harus swasembada gula konsumsi. Dan juga di 2027, paling lambat 2028, kita harus benar-benar swasembada gula,” ujar Gibran.

Gibran menekankan, peningkatan produksi tidak mungkin tercapai tanpa dukungan mekanisasi. Oleh karena itu, ia mendorong penggunaan alat-alat modern seperti drone pertanian dan combine harvester yang kini banyak diminati petani.

“Kalau kami turun ke lapangan, saya dan Pak Menteri, yang selalu diminta para petani itu ya alat-alat,” ujar bekas wali kota Surakarta itu. 

Gibran mencontohkan pengalamannya saat kunjungan ke Ngawi, di mana banyak petani  yang meminta alat-alat pertanian modern.

“Kemarin waktu di Ngawi, banyak yang minta combine harvester. Alatnya memang sedikit mahal, tapi harus kita sediakan agar produksi terus meningkat,” tegas Gibran.

Gibran menegaskan bahwa penggunaan alat modern tidak hanya penting untuk meningkatkan produksi, tetapi juga dibutuhkan untuk menjaga kualitas hasil panen, terutama rendemen tebu.

“Dan juga masalah rendemen, ini harus benar-benar dijaga. Sekarang ada di angka 6–7 persenpersen, ini benar-benar harus dijaga,” ungkap Gibran.

Ia juga meminta Mentan Amran untuk lebih banyak melibatkan anak-anak muda dalam sektor pertanian, seiring dengan penerapan mekanisasi dan teknologi modern.

“Saya juga titip ini Pak Menteri untuk lebih banyak melibatkan anak-anak muda karena kita menggunakan mekanisasi alat-alat modern drone. Ini saya mohon juga lebih banyak anak-anak muda yang dilibatkan,” ujar Gibran.

Tak hanya itu, Gibran juga menyoroti potensi akademisi di Yogyakarta yang dinilainya dapat berkontribusi besar dalam riset dan pengembangan (R&D) pertanian, terutama untuk benih unggul (bibit) dan hilirisasi tebu yang ke depan akan diarahkan pada pemanfaatan metanol.

“Karena di Jogja ini banyak akademisi, orang-orang pinter tentunya banyak melibatkan mereka untuk R&D untuk bigit dan juga hilirisasi tebu ke depan, misalnya untuk etanol,” ujarnya.

Menutup sambutannya, Gibran kembali menekankan pentingnya program replanting atau peremajaan tanaman tebu. Ia menyampaikan, Presiden Prabowo telah memberikan arahan tegas agar program tersebut dipercepat.

“Saya juga titip ke Pak Menteri soal replanting. Dari Pak Presiden sudah ada arahan langsung, ini harus segera diperbaiki. Dulu sepuluh tahun, kelamaan. Sekarang perintahnya replanting tiga tahun berturut-turut,” kata Gibran.

Di tempat yang sama, Mentan Amran mengungkapkan kesiapan Kementerian Pertanian dalam mendukung petani dengan skema jaminan harga, pembiayaan tanpa agunan, serta program bongkar ratoon nasional. Pemerintah, melalui BUMN, telah menyiapkan anggaran sebesar Rp1,5 triliun untuk menyerap hasil panen tebu dengan harga minimal Rp 14.500 per kilogram.

“Itu harga dasar yang tidak boleh turun. Ini instruksi Presiden dan Wapres. Kami juga ubah skema KUR agar petani bisa akses kredit tanpa akumulasi. Bahkan, nanti kredit bisa dipotong langsung dari hasil tebu di pabrik, tanpa agunan,” jelas Amran.

Ia juga menegaskan bahwa produksi tebu akan didongkrak melalui replanting nasional selama tiga tahun berturut-turut, dengan target peremajaan tanaman seluas 500 ribu hektare di seluruh Indonesia.

“Kami pastikan semua ekosistem pendukung siap: benih, pupuk, pompa, teknologi, hingga regulasi. Setelah itu, kami akan kawal langsung di lapangan. Yang tidak produktif, kami evaluasi. Tapi yang serius, pasti kami dukung penuh,” ujar Amran.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini