Ekspansi Komoditi dan Penyusutan Hutan

0

 

Kolom Sudarsono Soedomo
Guru Besar Kebijakan Kehutanan, IPB University

Kebun sawit berkembang, hutan menyusut. Fenomena yang kasat mata itu menggiring kepada kesimpulan kurang cerdas bahwa sawit merupakan penyebab menyusutnya hutan. Kesimpulan seperti ini mudah dijumpai di berbagai jurnal internasional. Konsekuensi lanjutannya adalah bahwa dengan menghilangkan atau melarang sawit maka persoalan penyusutan hutan teratasi.

Inilah ciri khas hasil pandangan mata yang mudah terkelabuhi. Tulisan ini mendiskusikan kerancuan logika bahwa sawit merupakan sumber masalah penyusutan hutan. Penyusutan hutan terjadi bukan hanya di Indonesia dan bukan peristiwa yang baru terjadi akhirakhir ini. Di Benua Eropa, Amerika, dan Australia penyusutan hutan juga terjadi dalam skala
besar meski tidak ada sawit.

Di Indonesia, penyusutan hutan sudah terjadi jauh-jauh hari sebelum sawit meledak seperti sekarang, di antaranya oleh ekspansi karet, kopi, cacao dan lain-lain. Ketika sawit meledak, mengapa korban utamanya bukan kebun karet atau kebun cacao? Di banyak tempat dan di sepanjang jaman, ketika ada perluasan komoditi mengapa yang menjadi korban utama selalu hutan? Pastilah masalahnya ada di hutan itu sendiri, mengapa selalu menjadi korban.

Sawit justru merupakan tanaman yang paling potensial mendorong reforestasi global. Dibandingkan penghasil minyak nabati lainnya, produktivitas sawit mencapai 6 atau lebih kali lipat.

Anggaplah 6 kali lipatnya. Satu hektar sawit di Indonesia dapat menggantikan 6 ha ladang penghasil minyak nabati di Eropa atau Amerika untuk dihutankan kembali. Jika satu hektar sawit yang ditanam di Indonesia harus mengorbankan hutan, tetapi di Eropa atau Amerika akan ada tambahan 6 ha hutan.

Jadi, satu hektar sawit di Indonesia berpotensi menambah hutan dunia sebesar 5 ha. Apakah Eropa dan Amerika bersedia menerima ide seperti itu? Pasti tidak, karena memang
bukan itu masalahnya. Lucu, jika mereka yakin bahwa hutan dapat menyelamatkan bumi mengapa mereka tidak membuat hutan sendiri ketimbang menggantungkan diri pada hutan tetangga.

Apakah Eropa dan Amerika menerapkan standar ganda? Tidak. Standar dasar mereka tetap
sama dari dulu hingga kini, yakni kepentingan nasionalnya masing-masing. Jika kepentingan nasionalnya lebih diuntungkan oleh deforestasi, maka mereka tidak akan mempersoalkan deforestasi. Sebaliknya, bila kepentingan nasional mereka terlayani oleh anti deforestasi, maka mereka akan mengatakan anti deforestasi.

Mereka sangat teguh memperjuangkan kepentingan nasionalnya, lalu bagaimana dengan kita sendiri?

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini