Terbitkan Buku Masih Berjayakah Sawit Indonesia?, Bentuk Kepedulian Joko Supriyono

0

Joko Supriyono, anggota Dewan Pembina GAPKI, meluncurkan buku Masih Berjayakah Sawit Indonesia? Menghadapi Tuntutan Sustainability Global, di Jakarta, Rabu (4 September 2024). Buku ini merupakan akumulasi pengalaman, kepedulian, dan keprihatinannya, setelah berkiprah lebih 20 tahun di industri  sawit nasional.

Menurut Joko, industri sawit di Indonesia sejatinya sudah berjaya sebagai produsen, konsumen, dan eksportir. Namun, Joko melalui buku ini, mengingatkan kita supaya jangan terlena. Sebab, sawit yang telah berperan besar terhadap perekonomian bangsa Indonesia akan terus menghadapi berbagai hambatan,” kata Joko dalam sambutannya.

Joko Supriyono menjelaskan dalam dua dekade terakhir tantangan terberat adalah isu negatif. Hampir semua aspek kehidupan dijadikan senjata untuk menyerang industri sawit antara lain kesehatan, lahan gambut, kebakaran lahan, masyarakat adat, dan persoalan lingkungan.

“Disinilah muncul pertanyaan, kenapa beragam isu negatif ini tidak dihadapi komoditas non sawit. Ada upaya-upaya menghambat perdagangan minyak sawit dan menimbulkan persepsi negatif terhadap produk sawit,” ujar nya.

Menurut Joko, judulnya memang terkesan provokatif, namun buku ini ditujukan untuk merenungkan serta mengevvaluasi kebaikan dan manfaat kelapa sawit atau industri kelapa sawit masih bisa dirasakan di masa mendatang.

“Buku ini judulnya sedikit provokatif, sebenarnya ini menginspirasi,” kata Joko dalam sambutannya dalam peluncuran Buku tersebut.

Joko menyampaikan bahwa dalam buku ini juga membahas mengenai ‘Kejayaan’ sawit apakah akan berlanjut di masa mendatang. Kemudian, dalam buku ini akan menjawab aspek-aspek sustainability.

Sebab, banyak tuduhan dan fitnah terhadap industri sawit yang dikaitkan dengan label bahwa produk sawit tidak sustainable. Bahkan, berbagai kelompok kepentingan global selalu menuntut dengan keras agar industri sawit mematuhi prinsip-prinsip sustainability.

Di sisi lain, Joko sebagai penulis juga mencurigai adanya upaya-upaya skala global dengan banyak aktor, mulai lembaga swadaya masyarakat (LSM) atau kelompok masyarakat sipil, lembaga internasional, kekuatan politik nasional, hingga kekuatan geopolitik global yang secara konsisten menuduh dan membangun presepsi publik yang negatif tentang industri kelapa sawit.

Dampaknya telah menghambat perdagangan minyak sawit, menghalangi pembiayaan untuk industri sawit, dan menimbulkan persepsi negatif tentang produk-produk minyak sawit.

“Inilah yang kita rasakan indikator-indikator ini akan berlangsung terus apa tidak. Masih kah berjaya? Kalau kondisi ini tidak berubah Bagaimana supaya tetap berjaya,” ujarnya.

Dr. Musdhalifah Machmud mengapresiasi buku yang diterbitkan oleh Joko Supriyono sebagai upaya kontemplasi atas permasalahan yang terjadi di industri sawit. Selain itu, rekomendasi penyelesaian masalah dapat dijadikan pertimbangan pemerintah dan stakeholder sawit untuk melangkah di masa depan.

Hal sama disampaikan Prof. Rachmat Pambudy yang mengapresiasi buku ini sebagai bagian membangun pengelolaan sawit yang tepat dan membangun koneksi antara hulu hilir sawit.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini