Genjot Produksi Nasional, Kementan Galakkan Padi Gogo di Karangasem

0
Direktur Sayuran dan Tanaman Obat (STO), Andi Muhammad Idil Fitri, memimpin Gerakan Tanam Padi Gogo di lahan seluas 3 hektare di Subak Rendang Sipon, Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, pada Rabu (28/8).

Kementerian Pertanian (Kementan) terus menggenjot produksi padi nasional melalui program antisipasi darurat pangan, salah satunya dengan strategi percepatan Penambahan Areal Tanam (PAT) Padi Gogo.

Gebrakan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman ini ditempuh guna memacu produksi padi nasional di tengah ancaman kekeringan yang sedang melanda. Tak tanggung-tanggung, Kementan menargetkan swasembada beras bisa kembali dicapai dalam waktu cepat.

“Semua harus turun tangan untuk meyakinkan bahwa kekeringan bukan halangan tetapi kesempatan. Seluruh pejabat Kementan turun ke lapangan untuk membantu petani mencari sumber air, mempertahankan pertanaman, dan memastikan panen tetap berjalan,” ujar Amran.

Sebagai bagian dari upaya ini, Direktur Sayuran dan Tanaman Obat (STO), Andi Muhammad Idil Fitri, memimpin Gerakan Tanam Padi Gogo di lahan seluas 3 hektare di Subak Rendang Sipon, Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, pada Rabu (28/8).

Andi Idil didampingi oleh Kepala BSIP Bali, I Made Rai Yasa, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Provinsi Bali, Nyoman Suastika, serta Kepala Bidang Prasarana Sarana Pertanian Dinas Pertanian Provinsi Bali, Sang Ayu Ketut Sri Wayuni, dan Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Karangasem, I Nyoman Siki Ngurah.

Andi Idil menyampaikan bahwa sebagai antisipasi darurat pangan, Kementan telah melakukan tiga langkah strategis sekaligus, yaitu optimalisasi lahan rawa, pompanisasi, dan penanaman padi gogo.

Menurutnya, potensi padi gogo di Kabupaten Karangasem sangat besar, dan dia berharap hasil panen padi gogo yang ditanam dapat dijadikan benih.

“Hasil penanaman padi gogo di Karangasem berpotensi dijadikan calon benih untuk mendukung penanaman padi gogo di bulan Desember nanti. Varietas Luhur 1 yang ditanam sangat adaptif di lahan kering dataran tinggi,” jelasnya.

Selanjutnya, Andi Idil mengapresiasi semangat petani dalam menanam padi gogo. “Data padi gogo di Bali terakhir tercatat pada tahun 2015, sehingga dengan program ini kami berharap bisa membangkitkan kembali minat petani untuk menanam padi gogo,” ungkap Andi Idil.

Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan, I Nyoman Siki Ngurah, menyebutkan bahwa potensi padi gogo di Kabupaten Karangasem sangat besar.

“Karangasem hanya memiliki lahan sawah seluas 7.100 hektare, sehingga penting untuk memanfaatkan potensi lahan kering untuk produksi padi,” jelas I Nyoman Siki Ngurah.

Dia juga mengungkapkan bahwa terdapat areal seluas 202 hektare yang siap ditanami padi gogo. Dalam kesempatan tersebut, ia meminta para Penyuluh Pertanian untuk terus memantau pertumbuhan padi gogo yang ditanam, agar hasilnya bisa digunakan sebagai benih untuk penanaman lebih luas pada masa depan.

Pada acara tersebut, Kepala BSIP Bali, I Made Rai Yasa, menjelaskan bahwa di lahan yang akan ditanami padi gogo, petani umumnya hanya menanam padi setiap empat tahun sekali karena harus menunggu giliran air yang dibagi di beberapa Subak.

“Biasanya petani hanya menanam padi setiap 4 tahun sekali karena menunggu pergiliran air yang dibagi di beberapa Subak,” terang I Made Rai Yasa.

I Made Rai Yasa kemudian menjelaskan metode penanaman padi gogo dengan lebih rinci. Metode ini melibatkan pembuatan larikan, kemudian memasukkan lima hingga enam biji benih padi gogo ke setiap lubang tanam, dan menutupnya dengan tanah.

“Cara tanam padi gogo bisa dengan cara membuat larikan, kemudian memasukkan benih padi gogo lima sampai enam biji pada setiap lubang tanam kemudian menutupnya,” pungkas I Made Rai Yasa.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini