Indonesia Produsen Briket Arang Shisha Terbesar dan Terbaik Dunia

0
Pekerja membakar batok kelapa untuk dijadikan arang. (Foto: Antara/Akbar Tado)

Ketua Bidang Organisasi Himpunan Pengusaha Briket Arang Kelapa Indonesia (HIPBAKI), Asep Jembar Mulyana menyebut Indonesia sebagai produsen briket arang shisha terbesar dan terbaik di dunia.

“Ini kabar gembira, bahwa tempurung Indonesia adalah mempunyai kualitas terbaik untuk memproduksi shisha ini,” ungkap Asep dalam acara Peluncuran Peta Jalan Hilirisasi Kelapa di Kantor Bappenas, Jakarta, dikutip Selasa (1/10).

Asep menyebut, sampai saat ini, belum ada pesaing yang mampu menandingi kualitas briket arang kelapa Indonesia. Itulah mengapa hampir seluruh buyer (pembeli) dari penjuru dunia hanya tertuju kepada Indonesia.

“Bahkan, kualitas yang terbaik, kita satu-satunya negara, kami bisa berani menyebutkan bahwa briket arang shisha ini merupakan produk endemik Indonesia,” ungkap pebisnis barang gosong ini.

Industri briket arang kelapa Indonesia ini hampir 100 persen semuanya berfokus untuk memproduksi briket arang untuk shisha atau hookah, yaitu tradisional smokingnya Timur Tengah yang sudah mendunia.

Saat ini, lebih dari 200 industri briket di Indonesia didominasi oleh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), yang mencakup sekitar 80 persen dari total industri tersebut.

“Kenapa kami juga memilih shisha dalam hal ini? Karena pertama, shisha ini adalah merupakan kasta tertinggi dari briket, mempunyai value yang paling tinggi, harganya paling tinggi dibanding briket-briket yang lain,” jelas dia.

Asep mengungkapkan, industri briket arang kelapa di Indonesia telah berhasil meningkatkan taraf hidup para petani kelapa, karena bahan baku utamanya berasal dari limbah tempurung kelapa.

“Bapak boleh cek sekali di lapangan, tidak ada satu keping pun tempurung yang tersisa di petani. Karena memang industri ini, limbah kelapanya, semua habis diborong oleh industri briket Indonesia,” ujar Asep.

Bahkan ketika industri briket ini berjalan lancar, sambung Asep, pelaku usaha di industri karbon aktif hampir kewalahan karena sulit mendapatkan bahan baku.

Lebih lanjut, Asep menyampaikan bahwa industri briket arang shisha ini merupakan salah satu yang paling mandiri, baik dari segi pasar maupun teknologi.

“Kita menggunakan 100 persen teknologi lokal. Kita tidak bergantung kepada negara manapun. Sementara market, kami pun tidak pernah minta bantuan pemerintah,” ujar Asep.

Oleh karena itu, Asep berharap, pemerintah terus mendukung industri ini agar Indonesia dapat mempertahankan posisinya sebagai produsen briket arang kelapa terbesar dan terbaik di dunia.

“Inilah mungkin yang kami harapkan, ada penguatan dari pemerintah supaya, karena kita pernah meraih gelar-gelar juara satu di bidang lain, akhirnya kita kesalip dan kolaps,” pungkas Asep.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini