Kementan Buktikan Program Pompanisasi Efektif Genjot Produksi

0
Mengalirkan air masuk ke dalam sawah menggunkan pompa. (Foto: Humas Kementerian Pertanian)

Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan bahwa program pompanisasi yang sedang berjalan di seluruh Indonesia saat ini memberikan dampak positif bagi produksi nasional.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Moch Arief Cahyono, menyatakan bahwa bukti keberhasilan program ini terlihat dari surplus produksi padi yang mencapai 700 ribu ton periode Juni dan Juli 2024, seperti yang dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS).

Surplus ini tercapai meskipun sektor pertanian saat ini menghadapi tantangan besar akibat kondisi El Nino yang belum berakhir, yang menyebabkan sebagian lahan pertanian menjadi kering dan tidak produktif.

“Pompanisasi adalah upaya cepat pemerintah menghadapi cuaca saat ini. Kita butuh solusi cepat. Sudah ada bukti kok dibilang tidak efektif. Sumber air yang masih ada, kita tarik agar sawah di sekitarnya masih bisa bertani,” ujar Arief.

Menurut Arief, strategi pemasangan pompa sudah mempertimbangkan kondisi lahan dan kebutuhan air untuk memaksimalkan pertanaman di berbagai daerah sentra pangan.

“Revitalisasi saluran irigasi tentu penting. Tapi itu butuh waktu lebih lama dan Kementan bergerak sesuai kewenangan. Kalau menunggu perbaikan irigasi, kapan sawahnya kita kasih air? Kekeringan sudah terjadi di beberapa tempat. Kita berkejaran dengan waktu. Telat tanam berarti kita tidak berproduksi,” tegasnya.

Arief menambahkan, Program Kementan saat ini butuh dukungan semua pihak, dan seluruh elemen di Kementan sedang berkonsentrasi turun ke lapangan untuk Perluasan Areal Tanam (PAT), mengoptimalkan lahan yang ada, dan memasang pompa air bagi wilayah yang potensial untuk tetap berproduksi di musim kemarau.

“Pak Mentan Amran, Pak Wamentan Sudaryono, para pejabat dan staf turun semua ke lapangan. Semua terbagi dalam posko-posko di provinsi dan kabupaten. Ini soal penyediaan pangan yang serius. Telat tanam, berarti masalah produksi,” lanjut Arief.

Arief menilai pernyataan pompa sebagai program kurang efektif juga sangat berbahaya dan menyakiti hati petani. Bagaimana tidak, saat ini Kementan dan petani sedang berjuang melakukan perluasan areal tanam di lahan-lahan tadah hujan yang kondisi keringnya sangat memprihatikan.

“Saat ini Kementan sedang berjuang mengatasi dampak perubahan iklim secara cepat, dan petani senang kok. Kunci bertani kan ketersediaan air. Itu yang sedang kita garap untuk petani. Jadi mari dukunglah upaya ini,” tambah Arief.

Arief mengajak para akademisi dan pengamat untuk bersama mengawasi program ini agar berjalan baik, bahkan mempersilahkan bila ingin terlibat langsung dalam program nyata membantu petani.

“Kita sudah sebar lebih dari 30 ribu pompa air. Kita ingin swasembada cepat dan selesai dengan urusan impor pangan. Jadi dukunglah kerja Kementan,” pungkas Arief.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini