Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong pelaku usaha di bidang produk unggas dan pakan ternak untuk memanfaatkan peluang pasar halal di Jepang.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Nasrullah mengatakan, produk peternakan Indonesia untuk olahan daging ayam sudah masuk ke Jepang sejak tahun 2017.
“Saat ini sudah ada 5 unit usaha produk olahan daging ayam dari Indonesia yang sudah disetujui masuk ke Jepang dan masih ada yang sedang dalam proses persetujuan negara,” kata Nasrullah dalam keterangannya diterima.
Namun, menurut dia, ekspor dari Indonesia masih harus ditingkatkan lagi dengan memanfaatkan peluang pasar halal untuk memenuhi kebutuhan muslim di Jepang, termasuk orang Indonesia yang tinggal di negara tersebut.
“Saat ini, buyer kita baru satu, yaitu Sari Raya Group sehingga kita perlu menambah lagi untuk dapat meningkatkan volume ekspor,” terang Narullah.
Nasrullah menjelaskan, upaya akselerasi peningkatan ekspor produk pertanian Indonesia, termasuk produk peternakan ini merupakan tindaklanjut dari arahan Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman.
“Bapak Mentan selalu menekankan agar kami terus dapat meningkatkan pelayan terhadap masyarakat, terutama terhadap para pelaku usaha yang akan melakukan ekspor,” tutur Nasrullah.
“Apalagi produksi daging ayam dalam negeri kita saat ini berlebih, sehingga selain dapat membantu negara lain dalam pemenuhan kebutuhan pangannya, juga dapat memingkatkan devisa negara,” sambungnya.
Dia mengatakan Kementan telah menugaskan tim yang dipimpin oleh Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Kementan, Tri Melasari bersama Atase Pertanian Indonesia untuk koordinasi memanfaatkan peluang pasar halal di Jepang.
“Kami telah menugaskan tim bersama Atase Pertanian Indonesia di Jepang dengan menggandeng para pelaku usaha untuk ketemu langsung dengan calon buyer yang akan kerja sama memperlancar ekspor ke Jepang pada minggu ini,” kata Nasrullah.
“Di sana mereka sudah bertemu langsung dengan Dubes Indonesia di Jepang dan beberapa perusahaan diantaranya: AEON, PT. Sky Japan Abadi dan Sari Rasa Group, serta ISE Food Inc,” imbuhnya.
Sebagai informasi bahwa AEON adalah perusahaan yang bergerak dalam pengelolaan mall-mall yang banyak tersebar di Jepang yang memiliki hypermarket yang menjual semua kebutuhan masyarakat Jepang, termasuk produk olahan unggas.
PT. Sky Japan Abadi adalah perusahaan yang bergerak di bidang trader makanan dan catering. Sedangkan, ISE Food adalah perusahaan yang bergerak dalam industri perunggasan (ayam layer) Nomor 7 sebagai produsen telur di Dunia dan No. 1 terbesar di Jepang.
Lebih lanjut Nasrullah menyampaikan, dalam kunjungan kerja sama tersebut telah ditandatangani Letter of Intens (LoI) antara para pelaku usaha kedua negara untuk meningkatkan ekspor, serta menjajaki investasi industri olahan telur yang selama ini belum banyak dilirik pelaku usaha, sedangkan kebutuhan olahan telur seperti tepung telur, telur cair dan frozen egg untuk industri makanan cukup banyak di Indonesia.
“Para pelaku usaha kita secepatnya akan menindaklanjuti kerja sama untuk membahas mengenai pengemasan dan cita rasa yang akan disesuaikan dengan permintaan masyarakat Jepang, serta akan mengirimkan sampel produknya” ujar Nasrullah.
“Kita juga akan kerja sama untuk mengadakan promosi bersama dengan KBRI, seperti mengikuti pameran di Jepang dan mengadakan bussines matching, semoga yang menjadi upaya-upaya kita untuk dapat terus meningkatkan ekspor ini bisa segera terlaksana dengan baik,” pungkasnya.