Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Hortikultura bersama Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BSIP) Riau mengambil langkah proaktif untuk mengantisipasi ancaman krisis pangan.
Salah satunya dengan menggelar Rapat Koordinasi dan percepatan tanam sebagai aksi nyata dari Satuan Tugas Antisipasi Darurat Pangan di dua Kabupaten Provinsi Riau yaitu Kabupaten Pelalawan pada Rabu (10/7) dan Kabupaten Indragiri Hilir, Kamis (11/7).
Rapat koordinasi dipimpin langsung oleh Penanggung jawab Perluasan Areal Tanam (PAT) Provinsi Riau, Direktur Buah dan Florikultura, Dr. Liferdi Lukman dan dihadiri oleh Pj Bupati Indragiri Hilir, Kepala BSIP Riau, Kadistan Provinsi Riau, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Provinsi Riau, Dandim 0314, perwakilan kodim 0313, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten atau perwakilannya, koordinator penyuluh, koordinator BPP dan petugas data PAT di dua Kabupaten tersebut.
“Indonesia saat ini berada dalam kondisi yang tidak baik-baik saja. Kita lihat Vietnam yang biasa memiliki stok beras 6-8 juta ton, saat ini hanya memiliki stok 300 ribu ton, karenanya pemerintah menetapkan kondisi darurat pangan yang harus disikapi dengan langkah yang tidak biasa-biasa saja,” ungkap Liferdi saat memberikan arahan.
Doktor Ilmu Pertananian Dari Jebolan IPB University itu menyampaikan progress PAT di Kabupaten Pelalawan berada di zona merah di antara 12 Kabupaten lainnya di Provinsi Riau dengan realisasi pompanisasi, Opla dan padi gogo sebesar 3,59 persen atau seluas 256,5 hektare dari total target 7.139 hektare.
Sementara itu, progress realisasi di Kabupaten Indragiri Hilir sudah cukup baik dan berada di zona hijau dengan realisasi 30,15 persen atau seluas 2.828,8 hektare dari total target 9.382 hektare.
Rakor ini sebagai upaya mempercepat realisasi PAT yaitu pompanisasi, optimasi lahan rawa dan tusip padi gogo. Untuk wilayah Provinsi Riau memiliki target pompanisasi seluas 18.557 hektare, target Opla 3.336 hektare dan Target Tusip Padi Gogo 17.112 hektare dengan total target PAT seluas 39.005 hektare.
Kementan telah memberikan bantuan berupa pompa air sejumlah 240 unit yang telah terpasang 100 persen.
“Dengan adanya bantuan pompa air diharapkan dapat membantu ketersediaan air untuk bercocok tanam, sehingga target PAT juga tentu bisa dicapai, baik melalui peningkatan indeks pertanaman (IP) maupun melalui penambahan areal tanam baru,” tambah Dr. Liferdi.
Bupati Pelalawan, Zukri menyatakan bahwa pihaknya mendukung penuh program Kementan dalam upaya meningkatkan produksi padi di Kabupaten Pelalawan.
“Oleh karenanya, perlu sinergi antara Dinas Pertanian dan Dinas Perkebunan untuk merealisasikan penanaman padi gogo dan mendorong oplah di Kecamatan Kuala Kampar yang memiliki luas potensi 6.000 hektare, ” ungkap Zukri.
Zukri menambahkan, hampir 70 persen pemenuhan kebutuhan beras Provinsi Riau didatangkan dari luar seperti Palembang, Lampung, Jawa, Sumbar dan Sumut. Kondisi darurat pangan saat ini mengharuskan semua pihak bersinergi dalam rangka penyediaan pangan mengingat Kabupaten Pelalawan memiliki luasan tanam yang signifikan.
Sementara itu, Pj Bupati Indragiri Hilir (Inhil), Herman mengapresiasi langkah koordinasi satgas antisipasi darurat pangan di Kabupaten Inhil.
Dirinya memaparkan langkah-langkah yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten dalam upaya penyediaan beras di daerahnya, salah satunya dengan melakukan penanaman serentak seluas 3.000 hektare sebagai ujicoba dari lahan yang ada di Inhil seluas 17 ribu hektare.
“Selain sisi hulu yang diperhatikan, pemda juga berupaya mendorong hilirisasi beras melalui pengemasan (packaging) yang baik agar dapat dijual dan diterima di pasaran,” ujar Herman.
Selain koordinasi, Tim Satgas Antisipasi Darurat Pangan melakukan percepatan tanam di lokasi PAT masing2 Kabupaten. Lokasi yang penanaman di Kabupaten Pelalawan berada di Kelurahan Pelalawan, Kecamatan Pelalawan.
Dari hasil peninjauan lapangan, terdapat 3 poktan penerima bantuan 2 unit pompa ukuran 6 inch yaitu Poktan Berkat Yakin, Berkat Usaha dan Poktan Berkat Mandiri dengan total luasan 61 hektare untuk kegiatan pompanisasi tersebut.
Sementara itu, penanaman di Kabupaten Indragiri Hilir dilakukan di lokasi Opla Gapoktan Muara Baru yang berada di Kelurahan Benteng, Kecamatan Sungai Batang Kabupaten Indragiri Hilir. Luasan lokasi Opla tersebut yaitu 500 hektare dan sudah mulai tanam periode ke dua (IP 200) pada bulan Juli-September ini.
“Harapan kami semoga kegiatan Opla ke depan dapat berjalan sehingga produksi meningkat. Para petani disini semangat untuk melanjutkan program ini peningkatan IP dari IP 100 menuju IP 200,” ungkap Misbar, Ketua Gapoktan Muara Baru.