Kementerian Pertanian (Kementan) terus menggencarkan program pompanisasi sebagai solusi cepat mengantisipasi kekeringan panjang akibat gelombang panas global. Salah satu upaya dilakukan bersama jajaran TNI di Desa Dlangu, Kecamatan Butuh, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah.
Sekretaris Jenderal Kementan, Prihasto Setyanto, mengatakan bahwa kegiatan pompanisasi perlu dipercepat mengingat fokus Indonesia saat ini adalah pada perluasan areal tanam (PAT) dan peningkatan produksi di seluruh Indonesia.
“Kami telah mengalokasikan anggaran baik melalui refocusing maupun ABT (anggaran biaya tambahan) untuk kegiatan irigasi perpompaan, irigasi perpipaan, dan perpompaan untuk mendukung peningkatan PAT,” ujar Prihasto, dikutip dalam keterangan resminya, Minggu (7/7).
Prihasto menambahkan, pemerintah juga berupaya memberikan bantuan bahan bakar pompa guna mempercepat produksi serta mendorong peningkatan areal tanam secara tepat. Meski begitu, Prihasto meminta agar program tersebut mendapat masukan langsung dari para petani setempat.
“Kepada petani maupun pemerintah daerah silakan mengusulkan pompa jika ada potensi penambahan areal tanam dengan memanfaatkan pengairan bersumber dari sungai. Saya mengajak mari optimalkan air sungai untuk tanaman pangan dan jangan dibuang ke laut,” kata dia.
Di lokasi yang sama, Bupati Purworejo, Yuli Hastuti, mengatakan, wilayahnya selama ini sukses menjadi salah satu penyumbang lumbung pangan Jawa Tengah dengan rerata produksi di atas 6 ton per hektare.
Yuli melanjutkan, peningkatan produksi dan produktivitas pertanian dapat tercapai karena Kementan terus memberikan perhatian besar pada sarana dan prasarana.
“Alhamdulillah sarana yang ada memadai dan efisien. Kami bersyukur karena sarana yang ada ini didukung langsung oleh sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni,” kata dia.
Penanggung Jawab Darurat Pangan Jawa Tengah yang juga Kepala Pusat PVTPP Kementan, Lely Nuryati, menyampaikan pemerintah akan terus memperkuat kolaborasi agar solusi cepat menghadapi kekeringan dapat terpasang secara merata di seluruh Indonesia.
“Maka itu, diperlukan kerja sama dan sinergi yang kontinyu antara Dinas, Kodim, para PPL, dan petani agar program PAT ini dapat terealisasi sesuai target,” jela Lely.