Komitmen Terhadap Lingkungan, GAPKI Kembali Tanam Mangrove di Pesisir Pantai Kotawaringan Barat

0

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) kembali melakukan penanaman dan rehabilitasi mangrove di pesisir Pantai Kabupaten kotawaringin Barat Provinsi Kalimantan Tengah. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam rmerehabilitasi mangrove di Indonesia.

Direktur Eksekutif GAPKI Mukti Sardjono mengatakan, kegiatan penanaman ke 3 ini tetap bekerjasama dengan Kelompok Tani Talok Desa Sabuai, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Sabtu, 14/9/2024.

“Penanaman mangrove di Desa Sabuai ini merupakan tindak lanjut dari MoU dan Perjanjian Kerja Sama antara Kemenko Maritim dan Investasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, serta berbagai asosasi termasuk GAPKI, yang telah menyepakati untuk melakukan penanaman dan rehabilitasi mangrove di beberapa lokasi,” ujar Mukti Sardjono, Direktur Eksekutif GAPKI yang turun langsung ke lahan mangrove.

Mukti menjelaskan bahwa Desa Sabuai mengalami abrasi yang semakin luas. Oleh karena itu, GAPKI memilih Desa Sabuai sebagai lokasi penanaman. Kegiatan penanaman perdana bagian dari tanggung jawab sosial/corporate social responsibility (CSR) perusahaan dan asosisasi.

“GAPKI sendiri mendapat penugasan untuk dapat berpartisipasi di wilayah Kalimantan Tengah Khususnya DAS Kahayan seluas 50 Ha,” kata Mukti.

Setelah melakukan peninjauan lapangan dan berdialog dengan Kepala Desa Sabuai dan melihat semakin luasnya abrasi pantai yang terjadi di Desa Sabuai. Dikatakan Mukti Sardjono, GAPKI selaku asosiasi pengusaha kelapa sawit menyepakati untuk melakukan rehabilitasi mangrove untuk tahap pertama seluas 10 Ha di sepanjang pantai Desa Sebuai.

“GAPKI berharap program penanaman mangrove dapat memberikan manfaat kepada perbaikan lingkungan pantai dan juga masyarakat Desa Sabuai di masa yang akan datang. Tujuan dari penanaman yang dilakukan GAPKI ini, kami ingin membantu pencegahan abrasi di pantai yang berdampak kepada masyarakat,”urainya.

Mukti mengakui, berdasarkan data dan monitoring selama ini, tingkat keberhasilan program penanaman mangrove pada tahap pertama dan kedua cukup mengembirakan, yakni mencapai lebih 90%.

“Meskipun penanaman ini adalah tahap ketiga, hasil evaluasi dari penanaman pertama dan kedua menunjukkan keberhasilan yang sangat baik, dengan tingkat kelangsungan hidup mencapai 90 persen. Untuk tahap ketiga ini, kami akan menggunakan paralon untuk melindungi pohon dari kepiting, supaya tingkat kelangsungan hidupnya semakin tinggi,” ujar Mukti.

Komitmen GAPKI

Mukti menjelaskan, program ini bukti komitmen GAPKI dalam melindungi dan melestarikan lingkungan, serta memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Jadi bukan hanya menanam sawit tetapi juga turut berperan aktif dalam menjaga lingkungan.

“Kegiatan ini membuktikan komitmen GAPKI terhadap lingkungan, tidak hanya fokus pada pengelolaan Kami berharap program ini dapat menjadi salah satu langkah nyata dalam menjaga keberlanjutan ekosistem mangrove dan memperkuat upaya mitigasi perubahan iklim. Beberapa anggota GAPKI sendiri pada kesempatan lain juga turut serta dalam penanaman mangrove,” kata Mukti.

Dalam kesempatan tersebut, Mukti juga menekankan bahwa penanaman mangrove tidak hanya dilakukan begitu saja, tetapi juga dievaluasi dan dimonitor secara berkelanjutan.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kobar Kamaludin yang mewakili Pj Bupati Kobar Kamaludin mengatakan  penanaman mangrove merupakan langkah strategis untuk memulihkan ekosistem pesisir.

“Penanaman mangrove tidak hanya memiliki manfaat ekologis, tetapi juga penting karena berdampak secara keberlanjutan ekonomi masyarakat setempat yang bergantung pada sumberdaya alam di sekitar,” katanya.

Kamaludin mengapresiasi Langkah GAPKI dan Kemenko Marves atas kolaborasi yang dijalin untuk menjaga keberlanjutan lingkungan di Kobar. Ia juga siap mendukung apabila program serupa dilaksanakan di wilayah-wilayah lain di pesisir Kumai.

“Pada prinsipnya kita mendukung, apa bila memang dari GAPKI mendorong untuk dilaksanakan di wilayah lain yang dinilai layak, kita siap mengkomunikasikan dengan jararan camat maupun desa-desa lainnya,” ujarnya.

Kepala Desa Sebuai, Tohari menambahkan, dukungan GAPKI dalam program penanaman mangrove ini telah memberikan dampak positif besar bagi desa, terutama dalam melestarikan lingkungan dan mencegah abrasi pantai.

“Masyarakat desa sangat antusias dan aktif terlibat dari tahap penyiapan bibit hingga pelaksanaan penanaman. Keterlibatan ini tidak hanya memberikan dukungan moral tetapi juga edukasi tentang pentingnya konservasi lingkungan,” katanya.

Tohari menambahkan, program penanaman mangrove dari GAPKI telah meningkatkan kualitas lingkungan dan membuka peluang bagi masyarakat untuk memperoleh pengetahuan baru serta terlibat dalam aktivitas yang bermanfaat.

“Kesadaran akan pentingnya mangrove semakin meningkat berkat dorongan dan bimbingan GAPKI,” kata Tohari.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini