Majalah Hortus Edisi 142 Juli 2024

0

Kabar ini cukup mengagetkan bahwa pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengusulkan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng rakyat atau Minyakita akan naik secepatnya. HET Minyakita menjadi Rp 15.500 per liter dari sebelumnya Rp14.000 per liter.

Dalam penjelasannya, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan, kenaikan kali ini berdasarkan usulan tim kajian yang menyatakan, HET yang sesuai untuk Minyakita adalah sebesar Rp 16.000 per liter. Sehingga HET Minyakita berpotensi naik ke Rp 15.700 per liter, sebagai titik tengah dari rekomendasi pemerintah dan hasil perhitungan kajian.

“Mudah-mudahan minggu depan sudah jadi. Saya usulkan Rp 15.500, tapi tim kajian mengatakan Rp 16.000 gitu ya, mungkin ambil jalan tengah Rp 15.700,” kata Zulhas, di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, baru-baru ini.

Pembaca majalah ini yang kami banggakan…

Ihwal rencana kenaikan HET migor rakyat tersebut kami bahas secara tuntas dalam Rubrik Laporan Utama edisi 141 Juli 2024 ini.

Saat ini, HET Minyakita ditetapkan sebesar Rp 14.000 per liter, sebagaimana diatur dalam Surat Edaran No. 03 Tahun 2023 tentang Pedoman Penjualan Minyak Goreng Rakyat yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan.

Zulhas menjelaskan, ketentuan mengenai HET sudah seharusnya disesuaikan, sebab salah satu komponen pembentuknya, dolar AS, sudah meningkat. Selain itu, HET Minyakita yang berlaku saat ini, dinilainya sudah tidak sesuai

Perlu diketahui, pada Rabu, 6 Juli 2022, pemerintah Indonesia meluncurkan program terbaru mereka untuk mengatasi permasalahan seputar harga dan kelangkaan minyak goreng, yakni MinyaKita. Program ini memperkenalkan sebuah produk minyak goreng yang dijanjikan memiliki harga yang terjangkau untuk membantu masyarakat menghadapi tantangan ekonomi terkini.

Pembaca sekalian…

Khusus untuk Rubrik Liputan Khusus, kami mengangkat tema seputar bagaimana menyelamatkan eksistensi perkebunan kakao kita ke depan mengingat komoditas ini masih bisa diandalkan dalam mencetak devisa negara yang menjanjikan.

Jujur harus kita akui bahwa kakao merupakan salah satu komoditi hasil perkebunan yang mempunyai peran cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia. Kakao juga salah satu komoditas ekspor Indonesia yang cukup penting sebagai penghasil devisa negara selain sawit dan karet.

Cuma sayangnya, komoditas perkebunan tersebut, belakangan ini kurang mendapatkan pembinaan yang memadai dari pemerintah cq Ditjen Perkebunan.  Beda halnya ketika komoditas ini ditangani dengan cukup intens seiring dengan diluncurkannya Program Gernas Kakao beberapa tahun silam.

Pada rentang tahun 2009 hingga 2013, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perkebunan meluncurkan Program Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao (Gernas Kakao). Program ini memusatkan perhatian pada peremajaan, rehabilitasi, dan intensifikasi kakao. Melalui Gernas Kakao, luas lahan pertanaman kakao di Indonesia meningkat sebanyak 11,36%, dan bahkan perkebunan rakyat meningkat sebesar 12,44%.

Di luar kedua rubrik andalan tersebut, seperti biasa kami juga menyajikan tulisan di rubrik lainnya yang tak kalah aktual dan menarik.

Dari balik meja redaksi, kami ucapkan selamat menikmati sajian kami. ***

Baca/download

https://s.id/27BQg https://drive.google.com/file/d/1qoOdUMmyQAPbZtK0RlfHZwzSMfXkrI5e/view?usp=sharing

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini