Menko Pangan Tugaskan Bulog Serap 1 Juta Ton Jagung

0
Petani mengerinkan jagung di pohon dengan cara melepas kulitnya. (Foto: Ist)

Menteri Koordinator Bidang (Menko) Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), menugaskan Perum Bulog menyerap 1 juta ton jagung pipilan kering pada tahun 2025 atau sekitar 5,8 persen dari total proyeksi produksi jagung nasional yang mencapai 17,7 juta ton. 

Keputusan tersebut diambil dalam rapat koordinasi yang dihadiri oleh Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, dan Direktur Utama Perum Bulog Mayor Jenderal Novi Helmy di kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Senin (24/3).

Selain itu, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional (PAN) ini juga meminta agar pembelian jagung dari petani dilakukan sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang telah ditetapkan, yaitu Rp 5.500 per kg.

“Keputusan pertama, penugasan kepada Bulog untuk membeli jagung sebanyak maksimal 1 juta dengan harga Rp 5.500 per kilogram yang sudah diputuskan oleh pemerintah,” kata Menko Zulhas.

Menko Zulhas juga mengungkapkan, rapat tersebut sekaligus memonitor kesiapan Bulog untuk menghadapi panen raya yang dimulai pada Maret dan puncaknya di bulan April.

“Mudah-mudahan sampai akhir Maret Bulog bisa menyerah 750.000–800.000, sehingga nanti di April, puncak panen bisa menyerap lebih banyak lagi,” kata Menko Zulhas.

Selanjutnya, Menko Zulhas juga menyampaikan bahwa saat ini petani merasa senang karena Bulog menyerap gabah sesuai dengan HPP yang ditetapkan oleh pemerintah, yaitu Rp 6.500 per kg.

“Alhamdulillah, para petani sekarang senang di mana-mana  senang karena harga gabah bisa mencapai Rp 6.500 per kilogram. Bahkan, di beberapa tempat harga bisa lebih dari itu,” ujar Menko Zulhas.

Meskipun harga gabah saat ini cukup baik, Menko Zulhas mengimbau agar petani tidak terburu-buru melakukan panen. Dia menekankan pentingnya menjaga kualitas hasil panen agar dapat disimpan lebih lama.

“Jika, belum waktunya panen, sebaiknya tunggu saja sampai setelah Lebaran. Namun, jika sudah waktunya panen, silakan dilakukan. Kita harus menjaga kualitasnya, karena jika dipanen terlalu awal, gabah tidak bisa disimpan atau diproses dengan baik,” imbuh Zulhas.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini