Mentan Amran: Food Estate Bukan Proyek Instan, Butuh Teknologi

0
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman. (Foto: Ist)

 

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menepis tudingan calon wakil presiden (Cawapres) Muhaimin Iskandar dan Mahfud MD yang menyebut program Food Estate atau lumbung pangan gagal.

Mentan Amran, yang juga Ketua Umum IKA Unhas Periode 2022 – 2026 itu mengatakan, Food Estate bukan proyek instan yang dapat dirasakan hasilnya secara cepat.

“Food Estate ini bukan proyek instan, butuh proses. Kenyataannya kita memiliki 10 juta hektare yang sebelumnya tidak dimanfaatkan untuk lahan pertanian. Kami sekarang menggarap itu, butuh proses, butuh teknologi agar menjadi lahan produktif,” jelas Mentan Amran.

Mentan Amran berujar, hasil dari berbagai proyek yang sedang dikerjakan di beberapa daerah telah berjalan baik dan sesuai target. Sebagai contoh, saat ini Food Estate di Humbang Hasundutan seluas 418,29 hektare.

Lebih lanjut, Mentan Amran menyebutkan, Food Estate Temanggung dan Wonosobo seluas 907 hektare telah berhasil panen komoditas hortikultura.

Sedangkan, Food Estate Kalimantan Tengah berhasil melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi lahan hingga mampu panen padi dengan produktivitas 5 ton per hektare

Begitu pula di Sumba Tengah, Nusa Tengara Timur (NTT) dan Kabupaten Keerom, Papua yang telah mampu panen jagung seluas 500 hektare.

“Food Estate tersebut sudah berhasil panen. Food Estate Gunung Mas juga sudah panen jagung seluas 10 hektarE dan singkong seluas 3 hektare. Kita pantau terus lahan tersebut,” jelas Mentan Amran.

Mentan Amran mengatakan, sektor pertanian akan selalu menjadi bantalan ekonomi nasional dan mampu menekan inflasi.

Sektor ini pernah mencatat mampu menurunkan inflasi hingga 1,26 persen pada tahun 2017, sehingga Badan Pangan Dunia (FAO) memberikan apresiasi, dan bahkan keberhasilan swasembada beras mendapatkan apresiasi yang sangat baik.

Indonesia bahkan sudah menghentikan impor bawang merah sejak 2016, bahkan pada 2017 Indonesia ekspor bawang merah ke enam negara, salah satunya Thailand.

Begitu pula swasembada beras telah mampu dicapai pada 2018, 2019, dan 2020. Komoditas jagung, telur dan ayam juga swasembada pada tahun 2018.

“Saya ingin mengingatkan bahwa pertanian itu bukan hanya untuk jadi bahan diskusi, namun pertanian itu harus dikerjakan. Turun ke lapangan, dan itu yang kami lakukan di Kementan,” imbuh Mentan Amran.

Dalam cawapres, Minggu (21/1), Muhaimin Iskandar menilai upaya pengadaan pangan melalui proyek Food Estate selama 10 tahun terakhir telah mengabaikan petani, meninggalkan masyarakat adat serta menghasilkan konflik agraria.

“Petani penolong negeri tapi negara abai,” ujar Cak Imin, sapaan Muhaimin Iskandar.

Senada, Mahfud MD juga menyoroti program Food Estate yang dianggap gagal mewujudkan kedaulatan pangan dan justru merusak lingkungan.

“Jangan seperti Food Estate yang gagal yang merusak lingkungan. Rugi dong kita,” ucap Mahfud.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini