Pemerintah Siapkan Anggaran Rp 139,4 Triliun untuk Ketahanan Pangan

0
panen jagung di lokasi Food Estate Gunung Mas, Kalimantan Tengah.

Pemerintah menyiapkan anggaran ketahanan pangan sebesar Rp 139,4 triliun tahun 2025. Anggaran tersebut bertujuan untuk mendukung target swasembada pangan pada 2028-2029.

“Anggaran cukup besar di ketahanan pangan tahun 2025, itu ada Rp 139,4 triliun totalnya, tapi tersebar,” kata Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan dalam konferensi pers di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (30/10).

Anggaran ini akan dialokasikan ke berbagai kementerian dan lembaga terkait, seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pekerjaan Umum, Badan Gizi Nasional, BUMN Pangan dan lainnya.

Pembagian anggaran tersebut mencakup berbagai keperlua, antara lain digunakan untuk penyediaan pupuk sebesar Rp 44 triliun yang diserahkan kepada BUMN Pangan, dana desa untuk ketahanan pangan sebesar Rp 16,25 triliun, cetak sawah Rp 15 triliun, Badan Gizi Nasional Rp 71 triliun dan lainnya.

Zulkifi menjelaskan bahwa program-program tersebut akan terintegrasi dan diarahkan melalui koordinasi Koordinator Bidang Pangan.

“Kita akan koordinasi, nanti output-nya apa, apa yang akan dikerjakan, harus betul-betul bisa terintegrasi, terarah, sehingga target yang kita ingin capai, swasembada pangan itu betul-betul bisa kita realisasikan,” kata dia.

Kakao dan Kopi Pokok dalam Program Swasembada Pangan

Menariknya, Zulkifli juga mengungkapkan bahwa kakao dan kopi akan dimasukkan sebagai komoditas pokok dalam program swasembada pangan. Sebelumnya, hanya beras, jagung, dan tebu untuk gula.

“Kita sekarang tambah lagi, cokelat karena itu unggulan kita, kopi,” ujar pria kelahiran Lampung pada 17 Mei 1962.

Menurut dia, saat ini Indonesia masih melakukan impor terhadap kakao. Karena itu, komoditas ini masuk dalam program swasembada pangan. “Kemudian cabai, bawang, itu juga kita kembangkan,” kata sambungnya.

Dia mengatakan, pemerintah memfokuskan beras dan jagung sebagai komoditas utama swasembada pangan. Setelah beras berhasil, akan dilanjutkan dengan jagung.

Semua ini akan dilakukan secara bertahap untuk memastikan target swasembada pangan dapat tercapai dalam waktu empat tahun.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini