Perlu Konsistensi Dalam Kampanye Biodiesel

0

Diperlukan konsistensi dalam mengkampanyekan Biodiesel agar tak terjadi resistensi masyarakat terhadap biodiesel. Hal tersebut disampaikan mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESM) Ignasius Jonan dalam acara Indonesia Biodiesels Leader Forum di Jakarta, Jumat (8/11/2019).

Menurut Jonan, Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) perlu melakukan kampanye yang baik secara konsisten kepada masyarakat sehingga tak ada resistensi atau penolakan bila harga biodiesel mengalami kenaikan atau penyesuaian.

“Perlu konsistensi dalam melakukan kampanye yang baik secara konsisten kepada masyarakat sehingga tak ada resistensi bila harga biodiesel mengalami kenaikan. Mestinya harga tak menjadi persoalan ketika biodiesel sudah menjadi kebutuhan masayarakat,” kata Jonan.

Jonan mencontohkan apa yang terjadi untuk produk rokok dan pulsa atau kuota data internet yang tidak pernah mengalami resistensi atau penolakan bila mengalami kenaikan harga.

Menurut Jonan, hal yang sama bisa berlaku pada biodiesel jika Aprobi melakukan kampanye secara konsisten dengan konten yang bagus kepada masyarakat.

“Aprobi bisa mengajak pihak lainnya seperti Pertamina dan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) untuk membuat kampanye bersama. Selain itu, Aprobi mesti duduk bersama dengan para pemangku kepentingan lainnya untuk membicarakan standar kualitas B30 yang baik agar tidak mengurangi kinerja mesin,” ujar Jonan.

Dia pun yakin Pemerintah Indonesia konsisten untuk menerapkan kebijakan B30, B50, hingga B100 ke depan sesuai dengan harapan Presiden Joko Widodo.

Dalam kesempatan itu, Aprobi juga memberikan apresiasi kepada Jonan yang selama menjabat sebagai Menteri ESDM memberikan dukungan penuh terhadap industri sawit Tanah Air, termasuk dalam penetapan kebijakan mandatori B20 dan B30.

“Kami menghargai upaya yang dilakukan Pak Jonan yang selama menjabat sebabagi Menteri ESDM selalu memberi dukungan penuh pada industri sawit selama ini,” ujar Ketua Umum Aprobi Master Parulian Tumanggor.

Sementara itu pelaku industri sawit nasional Martias menyatakan masih ada keragu-raguan dalam melaksanakan program biodiesel. Padahal program biodiesel untuk kepentingan nasional dalam menjaga ketahanan energi.

“Masih ada keragu-raguan, padahal ini untuk kepentingan nasional,” kata Martias.

Menurut Martias, setidaknya ada tiga manfaat atau istilahnya 3 in 1 yang bisa diambil dalam melaksanakan program biodiesel.

“Pertama, menjaga stabilitas harga sawit karena jutaan penduduk Indonesia perekonomiannya tergantung pada sawit. Kedua, menjaga kedaulatan energi dan yang ketiga menghemat devisa atau mengurangi defisit perdagangan dengan luar negeri,” katanya.

Dia menambahkan, jika melihat kepentingan nasional, mestinya harga sawit berapaun tak akan menjadi problem serius mengingat besarnya kepentingan nasional.

“Tidak ada problem berapapun harganya sawit. Ini merupakan instrument penyangga harga sawit. Untuk kepentingan nasional masalah dana tak masalah. Apalagi sawit merupakan berkah bagi Indonesia,” pungkasnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini