Perum Bulog Paparkan Strategi Perkuat Cadangan Beras Pemerintah

0
Pemerintah tetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) Beras Medium dan Premium. (Foto: Humas Bapanas)

Perusahaan Umum (Perum) Bulog memaparkan strategi untuk memperkuat stok cadangan beras pemerintah (CBP) guna memastikan stabilitas pangan nasional.

Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Epi Sulandar, menjelaskan bahwa pihaknya saat ini mengelola stok CBP sebanyak 1,5 juta ton, yang diperoleh dari pengadaan dalam negeri maupun luar negeri.

Hingga 9 Agustus 2024, pengadaan beras dalam negeri telah mencapai 783.691 ton, terdiri dari 618.718 ton beras CBP dan 164.973 ton beras komersial. Untuk memperkuat stok CBP, Perum Bulog juga mendapatkan penugasan tambahan dari Badan Pangan Nasional untuk mengadakan 600.000 ton beras.

“Pengadaan ini dilakukan melalui skema public service obligation (PSO) dengan harga pembelian pemerintah (HPP) dan skema komersial,” ujar Epi dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2024 di Jakarta, Senin (12/8).

Epi menambahkan bahwa masih ada peluang Bulog untuk meningkatkan pengadaan beras dalam negeri, mengingat ada estimasi kenaikan produksi yang diharapkan pada bulan September tahun ini.

“Terkait dengan produksi, kita masih punya kesempatan. Mudah-mudahan ada kesempatan untuk kenaikan produksi di bulan September,” kata Epi.

Epi menjelaskan beberapa strategi untuk pengadaan gabah beras dalam negeri. Pertama, memperluas jaringan pemasok dengan meluncurkan Program Jemput Gabah, yang melibatkan pengeringan padi kecil sebagai mitra baru.

Bulog mengapresiasi peran dinas pertanian kabupaten/kota dalam mengumpulkan informasi terkait lokasi panen dan harga. Informasi ini membantu dalam merencanakan strategi pengadaan dengan lebih baik.

“Terima kasih kepada bapak-ibu dinas pangan yang sudah mengumpulkan informasi terkait lokasi-lokasi panen dan harganya,” ungkap Epi.

Selain itu, Bulog meningkatkan peran mitra pangan yang telah lama bekerja sama dan menambah mitra baru yang potensial, yang dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pengadaan gabah di wilayah masing-masing.

“Kemudian kita juga meningkatkan peran mitra pangan pengadaannya sudah selama ini bekerjasama dengan Bulog, yang potensial, yang memiliki kontribusi signifikan terhadap pengadaan di wilayah masing-masing,” kata dia.

Selanjunya, Bulog bekerja sama dengan mitra pangan dan melakukan Memorandum of Understanding (MoU) dengan berbagai pihak untuk memastikan penyerapan gabah beras yang optimal.

“Kemarin tanggal 31 Juli, kita melakukan MoU dengan Perkumpulan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi). Kita melakukan upaya bagaimana kita berkomitmen untuk melakukan penyerapan gabah beras dalam negeri,” kata dia.

Bulog juga memaksimalkan penyerapan gabah melalui kolaborasi dengan BUMN dalam Program Makhmur, yang berperan sebagai off-taker untuk memastikan kebutuhan pasar terpenuhi.

Di sisi internal, Bulog mengoptimalkan pengadaan gabah melalui Sentra Pengilingan Padi (SPP) dan Sentra Pengelolaan Beras (SPB) yang dimiliki, sambil mengacu pada Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dan pengadaan beras komersial.

“Kita optimalkan pengadaan dengan mengacu pada HPP maupun pada pengadaan beras komersial,” kata Epi.

Realisasi Impor Beras

Perum Bulog juga telah melakukan impor hingga 11 Agustus 2024, dengan total 2.578.196 ton beras dari Thailand, Vietnam, Pakistan, dan Kamboja. Dari jumlah ini, 2.472.096 ton sudah tiba di gudang, sementara 106.000 ton masih dalam perjalanan.

Saat ini, total stok yang tersedia di Perum Bulog mencapai 1.453.072 ton. Dari jumlah tersebut, 1.373.109 ton merupakan stok CBP yang telah disebarkan ke seluruh Indonesia, sedangkan 79.962 ton adalah stok komersial.

“Stok ini digunakan untuk kebutuhan bantuan pangan, Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), dan penugasan pemerintah lainnya, termasuk penanganan bencana alam,” pungkas Epi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini