Strategi PTPN Genjot Produksi Tebu Nasional

0

PT Perkebunan Nusantara (PTPN) akan melakukan konversi lahan untuk menaikkan produktivitas tebu nasional dan mewujudkan swasembada gula konsumsi pada tahun 2028.

Direktur Pemasaran PTPN III, Dwi Sutoro mengatakan, lahan Hak Guna Usaha (HGU) PTPN, yang saat ini mempunyai tanaman lain, tetapi cocok untuk pengembangan tebu akan diubah dengan tanaman tebu.

“Kita melihat beberapa area kita yang dulu belum kita tanami tebu, tapi cocok untuk tebu kita ubah dengan tanaman tebu,” kata Dwi Sutoro dalam Squawk Box, CNBCIndonesia, dilihat Majalah Hortus, Senin (20/5).

Dwi Sutoro mengatakan, upaya ini akan dilakukan berkelanjutakan, sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi lebih untuk mencapai terget swasembada gula konsumsi tahun 2028.

“Kita akan melakukan beberapa konversi lahan-lahan yang sesusai dengan kondisi (tebu) 9 bulan basah, 3 bulan kering. Itu akan kita cari, terutama ada beberapa kebun karet di Jawa,” kata Dwi Sutoro.

Dari Sulawesi, Jawa Timur, Jawa Tengah, Lampung, dan Sumatera Utara, arel tanam yang diolah di 35 parbik PTPN seluas 180 ribu hektare dengan rincian 60 ribu haktere milik HGU PTPN dan 120 ribu haktere milik petani.

Dwi Sutoro menyakini dengan beberapa konversi lahan yang akan dilakukan tersebut, luas areal tebu PTPN tahun 2028 akan meningkat menjadi 90 ribu hektare atau naik 50 persen dari 60 ribu hektare.

“Dari beberapa konversi lahan yang kita punya yang cocok untuk tebu, kita ditargetkan tahun 2028 akan naik 90 ribu hektare. Jadi, naik 50 persen dari 60 ribu hekare menjadi 90 ribu hektare. Ini dari konversi dari lahan,” ujar Dwi Sutoro.

Di samping itu, lanjut Dwi Sutoro, upaya yang juga dilakukan PTPN untuk menaikkan produksi tebu nasional adalah dengan meminta petani supaya tertarik menaman tebu kembali.

“Untuk petani tentunya bagaimana kita meminta petani supaya tertarik menanam tebu kembali. Ini untuk menaikkan tidak hanya 120 ribu hektare target kita, tapi bisa lebih besar dari 120 ribu hektare,” kata Dwi Sutoro.

PTPN, lanjut Dwi Sutoro, menargetkan pada tahun 2028 menaikkan luas areal tebu petani menjadi 178-180 ribu hektare.

“Dari sebenarnya program yang tidak gampang karena bagaimana menyakinkan petani bersama-sama kita gotong royong menaikan produksi gula, karena konsumennya ada, tapi produksinya kita makin lama makin berkurang beberapa tahun terakhir,” kata dia.

Lebih lanjut, Dwi Sutoro menekankan, komponen yang juga tidak kalah pentingnya selain menaikkan produksi tebu adalah memperhatikan rendemen gula dalam tebu itu sendiri.

“Produktivitas tebu per hektare itu penting, tetapi juga kombinasi dengan rendemen gula dalam tebu juga sangat penting, sehingga dua hal ini yang harus dicari level yang optimal supaya yang jelas gula ton per hektare harus naik,” kata dia.

Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan kecupun air dan pupuk dengan benar. Kemudian bagaimana mengatur dampak supaya faktor cuaca itu bisa kita tanggulungi dengan teknologi yang ada.

“Ini untuk menaikkan produktivitasnya dan rendemennya. Petani pun dengan bersama-sama dengan kita untuk mengikuti pola tanam dan best practice yang sama yang kita lakukan,” ujar Dwi Sutoro.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini