Think Tank Uni Eropa Akui Ketangguhan Ekonomi Indonesia Pascapandemi

0
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan keterangan pers usai Rapat Koordinasi Nasional Rencana Aksi Nasional Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan, Kamis, 28 Maret 2024. (Sumber ekon.go.id)

Ketangguhan perekonomian Indonesia pascapandemi Covid-19 mendapat pengakuan dari lembaga think tank Parlemen Eropa.

Pada 26 Juni 2024, think tank Parlemen Eropa dalam infografisnya memandang ekonomi Indonesia lebih baik dibandingkan Uni Eropa karena Indonesia berhasil mempertahankan pertumbuhan berkelanjutan setelah resesi ekonomi tahun 2020.

“Think tank Parlemen Eropa menilai ekonomi Indonesia berhasil mempertahankan pertumbuhan berkelanjutan setelah resesi ekonomi tahun 2020,” kata kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta, Senin (15/07).

Think tank Parlemen Eropa terdiri dari European Parliamentary Research Service (EPRS) dan European University Institute (EIU). Airlangga menyebut, penilaian ini penting karena data tersebut akan dijadikan referensi kerja bagi para anggota Parlemen Eropa.

Secara umum, berdasarkan data think tank Parlemen Eropa tersebut, Indonesia unggul hampir diberbagai indikator yang diteliti. Dalam hal investasi asing langsung (FDI) dan laju inflasi, Indonesia lebih stabil dari waktu ke waktu dibandingkan dengan Uni Eropa.

Pada tahun 2023, laju inflasi Indonesia hanya 3,7 persen sedangkan Uni Eropa mencapai 6,3 persen.

Dari segi sosial ekonomi, tingkat pengangguran, Human Development Index (HDI), dan GINI Index Indonesia juga lebih baik dibandingkan Uni Eropa.

Pada tahun 2022, HDI Indonesia sebesar 71,3 persen yang mana berdasarkan standar Perserikatan Bangsa-Bangsa, angka tersebut menunjukkan bahwa capaian pembangunan manusia berbasis komponen dasar kualitas hidup di Indonesia termasuk dalam kategori baik.

Sementara itu dalam hal GINI Index, Indonesia berada pada nilai GINI Index 38,3 yang berarti distribusi income cukup merata.

Indonesia sendiri termasuk dalam mitra dagang terbesar ke-8 bagi Uni Eropa. Sementara Uni Eropa bagi Indonesia merupakan mitra dagang terbesar keempat untuk barang setelah China, Jepang, Amerika Serikat dan Singapura, dengan porsi sebesar 5,7 persen.

“Perdagangan Uni Eropa dengan Indonesia secara umum menunjukkan tren peningkatan, dengan peningkatan tajam terjadi setelah perlambatan ekonomi global pada tahun 2020,” pungkas Airlangga.

Meningkatnya tren perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa serta pengakuan pertumbuhan ekonomi Indonesia di mata dunia ini diharapkan juga dapat turut mendorong penyelesaian perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).

Hal tersebut penting bagi komitmen Indonesia dan Uni Eropa yang telah sepakat untuk mendorong IEU-CEPA menjadi alternatif penyelesaian bagi permasalahan ekonomi, perdagangan dan investasi antara kedua pihak.

Memasuki putaran negosiasi ke-19, Indonesia sendiri hingga kini terus mengupayakan secara optimal agar perundingan IEU-CEPA segera diselesaikan dan manfaatnya dapat dirasakan bagi perekonomian kedua pihak.

Hingga saat ini Pemerintah terus mengupayakan berbagai kebijakan perekonomian yang terbaik bagi Indonesia. Penguatan sinergi kebijakan fiskal dan moneter untuk stabilitas ekonomi melalui koordinasi antara kebijakan fiskal, moneter, dan sektor riil juga terus dilakukan secara rutin dan penuh kehati-hatian.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini