Direktorat Jenderal (Ditjen) Hortikultura, Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengembangan kampung hortikultura untuk mendongkrak produksi komoditas strategis hortikultura.
Direktur Jenderal Hortikultura, Kementan, Prihasto Setyanto mengatakan, ke depan pihaknya akan fokus menyediakan komoditas hortikultura strategis agar tidak mempengaruhi inflasi secara signifikan.
“Target kita adalah mengendalikan inflasi,” kata Prihasto pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian Nasional di Bogor pada 22 Juni 2024.
Prihasto, yang juga menjabat sebagai Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal (Sekjen), Kementan menekankan, target utama program ini adalah stabilitas harga komoditas hortikultura.
“Kita harus menyiapkan dan mendistribusikan dari daerah surplus ke daerah defisit. Kita harus mencari harga yang wajar agar petani tersenyum dan konsumen bahagia,” kata Anton, sapaan Prihasto.
Kementan berkomitmen untuk mendorong pertanian berkelanjutan yang tidak hanya meningkatkan produksi, tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem dan kesejahteraan petani.
Karena itu, kampung hortikultura juga bertujuan mendorong pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan serta memperkuat jaringan pemasaran untuk memastikan produk hortikultura dapat bersaing di pasar lokal dan internasional.
“Program kampung hortikultura di masa mendatang diharapatkan dapat mengoptimalkan potensi lokal dalam budidaya hortikultura, memperkuat ketahanan pangan, dan meningkatkan nilai tambah produk melalui inovasi teknologi serta pemberdayaan masyarakat,” kata dia.
Dalam menyukseskan program kampung hortikultura, Ditjen Hortikultura akan fokus pada komoditas substitusi (pengganti) impor seperti bawang putih dan kentang industri.
Direktur Perbenihan Hortikultura, Ditjen Hortikultura, Inti Pertiwi Naswari menyatakan, bantuan benih kentang dan bawang putih akan ditingkatkan pada tahun depan.
“Perbanyakan benih bawang putih akan difokuskan di tiga kabupaten yaitu Sembalun, Temanggung, dan Brebes, untuk mendukung swasembada bawang putih nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor,” jelas Inti Pertiwi.
Selain itu, lanjut Inti Pertiwi pemerintah juga mendukung kesiapan benih fitofarmaka atau tanaman obat dan sukun untuk diversifikasi pangan.
“Sukun akan menjadi prioritas sumber karbohidrat yang dikembangkan dalam pemerintahan baru nanti,” tambah Inti.
Direktur Perlindungan Jekvy Hendra optimis bahwa Kementan mampu mewujudkan pertanian yang sehat dan ramah lingkungan.
Saat ini, terdapat 449 Klinik Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang telah beroperasi di seluruh Indonesia, di mana Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) bertugas untuk meningkatkan perlindungan tanaman melalui metode yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
“Perlindungan tanaman sangat penting. Sebaik apapun benih yang ditanam dan selengkap apapun pemeliharaannya, jika terserang hama dan penyakit tanaman, panen akan gagal total,” tutup Jekvy Hendra.