BRIN dan UGM Jalin Kerja Sama Riset Bioteknologi untuk Produktivitas Ternak

0
Penandatanganan kerja sama dilakukan oleh Kepala Pusat Riset Peternakan BRIN, Herdis, dan Dekan Fakultas Peternakan UGM, Budi Guntoro, pada Selasa, 30 Juli 2024. (Foto: Ist)

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjalin kolaborasi strategis dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam sebuah program akademik yang fokus pada riset bioteknologi reproduksi dan sel punca.

Kesepakatan ini dicapai antara Pusat Riset Peternakan BRIN dan Fakultas Peternakan UGM, dengan penandatanganan perjanjian dilakukan oleh Kepala Pusat Riset Peternakan BRIN, Herdis, dan Dekan Fakultas Peternakan UGM, Budi Guntoro, Selasa (30/7).

Herdis menyatakan bahwa selain fokus pada penelitian reproduksi ternak, kerja sama ini juga berpotensi untuk diperluas ke berbagai program lain, termasuk postdoctoral, research assistant bagi mahasiswa S2 dan S3, serta program BARISTA untuk mahasiswa dari tingkat S1 hingga S3

“Ada sepuluh kelompok riset di Pusat Riset Peternakan, dan kami berharap kerja sama ini dapat berkembang tidak hanya dalam penelitian, tetapi juga di bidang pendidikan dan pengabdian masyarakat,” ujar Herdis, dalam keterangannya dikutip, Kamis (1/8).

Dekan Fakultas Peternakan UGM, Budi Guntoro, juga memberikan sambutan positif terhadap kerja sama ini yang diharapkan dapat berkembang ke berbagai bidang.

“Kami berharap kolaborasi ini dapat diperluas ke bidang pendidikan, seperti penyediaan dosen tamu, dan tidak hanya terbatas pada riset. Kami ingin mengembangkan kerja sama ini ke arah pendidikan dan pengabdian masyarakat,” ungkap Budi.

Kolaborasi awal ini meliputi beberapa area riset, seperti reproduksi ternak, identifikasi detektor reproduksi ternak seperti leptin dan disteptin, riset sel punca, serta penelitian antioksidan extender sperma menggunakan alga.

Output yang diharapkan dari kerja sama ini mencakup publikasi, jurnal, prosiding, paten, dan prototipe.

Kerja sama antara BRIN dan UGM dimulai sejak tahun 2021 dengan kegiatan riset bersama yang berfokus pada pemanfaatan teknologi reproduksi, fertilisasi in vitro, dan pengembangan sel punca.

Peneliti Pusat Riset Peternakan BRIN, Pradita Iustitia Sitaresmi, menjelaskan bahwa penelitian saat ini melibatkan pengembangan nano mineral pada hewan uji coba kelinci, yang nantinya akan diterapkan pada ternak ruminansia kecil seperti domba.

“Pada tahun 2023, kami memulai pembuatan nano mineral selenium dan copper sebagai katalis komunikasi sel, terutama pada sel-sel reproduksi. Tahun 2024, kami melanjutkan penelitian in vivo pada kelinci dan berencana untuk uji coba pada ruminansia kecil,” jelas Pradita.

Nano mineral dipilih karena kemampuannya untuk diserap dengan maksimal di saluran pencernaan dan memiliki batasan yang dapat diukur melalui parameter hormon reproduksi seperti testosteron, kisspeptin, dan leptin.

“Saat ini, penelitian masih dalam tahap in vivo, dan kami akan mengevaluasi dampaknya terhadap perubahan anatomis, kualitas daging, dan aspek reproduksi pada bulan Oktober mendatang,” pungkas Pradita.

Dengan kerja sama ini, diharapkan akan tercipta inovasi yang dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam sektor peternakan, sekaligus mendukung ketahanan pangan nasional.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini