Ada Potensi Kemarau Panjang, Kementan Ajak Petani Manfaatkan Pompanisasi

0
musim kemarau panjang

 

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengingatkan pentingnya pengisian air bagi lahan-lahan pertanian Indonesia terutama di sejumlah zona kering seperti pulau jawa, NTB, NTT dan sebagian pulau sulawesi.

Menurut Dwikorita, posisi Indonesia akan memasuki musim kering panjang yang akan dilalui dalam beberapa bulan ke depan. Meski demikian, dia menjelaskan tahun ini tidak akan ada El Nino karena di sebagian wilayah mulai turun hujan.

“Tidak ada El Nino bukan berarti kita abai dengan kekeringan. Kita tetap harus waspada dengan memenuhi kebutuhan air bagi lahan-lahan pertanian,” ujar Dwikorita dalam keterangannya, Selasa (28/5)

Dwikorita mengatakan, saat ini sesuai dengan prediksi BMKG sebagian wilayah Indonesia sudah memasuk musim kemarau hingga 19 persen. Bahkan di Sulawesi sifat kekeringannya lebih tajam dari kekeringan sebelumnya.

“Sifat hujan di zona kemarau ini terutama di sebagian jawa, bali, nusa tenggara barat dan timur. Sementara di sulawesi sifat hujannya lebih kering dari kemaraunya,” kata Dwikorita.

Dwikorita mengimbau para petani dan masyarakat pada umumnya dapat melakukan penampungan air atau memanen ari dengan cara menyimpannya di tandon atau waduk kecil sehingga bisa dialirkan ke lahan pertanian maupun penggunaan lainnya.

“Mohon kepada masyarakat agar melakukan panen hujan yang ada dengan tandon atau embung. Semoga musim kering ini bisa kita lalui dengan sikap waspada dan juga siaga agar jangan menimbulkan bencana apapun,” kata dia.

Sementara itu, Kementerian Pertanian (Kementan) telah melakukan upaya antisipasi kondisi musim kering melalui pemenuhan air melalui pompanisasi. Air desedot dari sungai-sungai besar untuk dialirkan ke lahan pertanian.

Cara ini mampu meningkatkan produktivitas sehingga pangan dalam negeri dalam posisi aman.

Oleh karena itu, Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengajak petani di seluruh daerah untuk memanfaatkan program pompanisasi yang telah disiapkan pemerintah.

Menurut Mentan Amran, pompanisasi bisa memperkuat perekonomian desa menjadi lebih kuat dan produktif. Sebab, satu pompa bisa melayani 50 sampai 100 hektare lahan persawahan.

“Bayangkan kalau 10.000 pompa bisa melayani 50 hektare saja per pompa, itu artinya bisa 500.000 hektare. Kalau 500.000 hektare ini bisa menghasilkan 1,5 juta ton, itu berarti akan meningkatkan pendapatan petani 15 triliun per tahun. Artinya apa? ekonomi bergerak di desa,” kata dia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini