Akibat Pencurian Buah Sawit, Buruh Terancam PHK

0

Akibat pencurian buah, tata kelola perkebunan sawit kacau. Bahkan PKS (Pabrik Kelapa Sawit) terancam tutup karena kurangnya pasokan bahan baku. Akibatnya PHK siap menghantui.

“Ada banyak pabrik kecil dan besar tanpa kebun serta tidak bermitra. Mereka mengandalkan buah sawit dari pasar bebas. Akibatnya pencurian marak. Pabrik kami bangun dengan kemitraan. Kini kami kekurangan buah. Bila tak ditata pemerintah, bisa berujung PHK” ujar Antony Sitorus, Pimpinan Perusahaan PKS dan Kebun Kemitraan di Provinsi Sumatera Selatan.

Akhir-akhir ini memang rame pemberitaan tentang pabrik sawit tanpa kebun. Akibatnya pencurian brondolan dan TBS merajalela. Ditampung pabrik tanpa kebun yang beroperasi atas dasar perizinan “aneh dan magic”. Akibatnya kinerja pabrik kemitraan jadi menurun dan tidak efisien. Bisa berujung pengurangan jam kerja dan bahkan PHK pekerja.

Tak heran ketua buruh sumsel juga gerah. “Kami menolak pabrik sawit tanpa kebun dan kemitraan. Hal ini merusak tata kelola yang ada. Anggota kami yang bekerja di pabrik dan kebun kemitraan terancam. Karena perusahaan mereka kekurangan buah dan operasional pabrik tidak efisien. Hal ini mengancam nasib kami juga. Pemerintah harus menertibkan ini” tegas Abdullah Anang, Ketua KSPSI Sumsel.

Sumarjono Saragih, Ketua APINDO Sumsel juga membenarkan hal ini. “Benar. Forum bipartit APINDO dan Serikat Buruh mendesak adanya kepastian berusaha dan penegakan hukum. Kekacauan seperti ini akan merugikan buruh dan pengusaha.” ujar Sumarjono Saragih

Selain itu, khususnya pabrik kecil yang menampung brodolan (untuk asam tinggi) berpotensi merugikan penerimaan negara. Minyak sawit dengan asam tinggi diatur sedemikian rupa (campur minyak goreng bekas) untuk diekspor dengan bea dan pajak yang lebih rendah. “Jadi situasi ini memang merugikan semua pihak termasuk negara” ujar Antony Sitorus dan diaminkan oleh Sumarjono Saragih

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini