Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mencatat, ada ratusan ribu hektare sawah tadah hujan yang siap diairi menggunakan pompanisai di Jawa Barat.
Hal itu disampaikan Mentan Amran saat melakukan pengecekan dan memastikan program pompanisasi berjalan dengan baik di area pesawahan Desa Marongge, Kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada Jumat lalu.
Menurut dia, potensi lahan tadah hujan di Jawa Barat sekitar 343.000 hektare. Namun, hanya sekitar 300.000 hektare yang ditargetkan bisa terairi dengan pompanisasi dan diproyeksi bisa meningkatkan produksi pangan hingga 200 persen.
“Kalau ini bisa diairi, peningkatan untuk 300.000 hektare ini 200 persen. Meningkat produksinya, nilainya bisa mencapai Rp 15 triliun. Bisa dibayangkan kalau Rp 15 trliun ini bergerak setiap tahun. Ini ada multiplier efek ekonomi di tingkat desa bergerak,” kata dia.
Ketika disinggung ketersediaan stok beras, Mentan Amran memastikan aman hingga empat bulan ke depan dan saat ini pihaknya tengah membantu petani menanam agar stok empat bulan berikutnya bisa tetap terjaga.
“Beras aman, stok kita aman ada 1,2 juta ton. Bulan Maret sudah lewat, April Mei Juni aman. Sekarang ini, kita tanam lagi untuk mengejar empat bulan berikutnya. Insyaallah aman,” kata Mentan Amran.
Dia optimistis, produksi beras akan melimpah jika pemasangan pompa dalam tiga bulan ini bisa tercapai, yakni Jawa Timur 400 ribu hektare, Jawa Tengah 350 ribu hektare, dan Jawa Barat 300 ribu hektare
“Kalau ini terpasang pompa semua kami bisa pastikan bahwa pangan kedepan aman. Kenapa? karena kurang lebih 1 juta hektare bisa tambah tanam 2 kali berarti itu 2 juta hektare yang bisa ditanami, kalau kali lima saja itu sudah 10 juta hektare. Kalau 10 juta hektare berasnya 60 persen, 6 juta ton,” jelas Mentan Amran.
Menteri kelahiran Bone, Sulawesi Selatan itu berharap, di Pulau Jawa ini ada satu juta hektare lahan tadah hujan yang dipasangi pompa, sehingga ke depan pangan betul-betul dipastikan aman meski masih ada bayang-bayang El Nino.
Oleh karena itu, dia mengajak seluruh stakeholders bergandengan tangan membantu petani agar produksi pangan bisa ditingkatkan, sehingga pangan Indonesia bisa terjaga dengan baik dan petani bisa sejatera.
“Kita gandengan tangan untuk menghadapi krisis pangan yang dihadapi dunia bukan saja Indonesia, tapi Indonesia juga terkena dampak sehingga kita harus bahu membahu untuk meingkatkan produksi menyelesaikan masalah pangan,” kata dia.
Dia berharap, pemasangan pompa ini dikawal dengan baik, sehingga sesuai target. Palasanya, pompanisasi adalah solusi cepat mengantisipasi El Nino, alih-alih membuka cetak baru sawah yang butuh waktu lama.
“Kalau cetak sawah, butuh waktu 1 tahun, 2 tahun kita bangun. Jadi, Insyaallah ini adalah solusi cepat dan kami minta pada seluruh jajaran Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan pemasangan pompa di Jawa Barat ini,” kata dia.
Sementara itu Dirjen Tanaman Pangan, Kementan, Suwandi mengatakan, pompanisasi tersebut sangat bagus agar sawah yang tadinya pengairannya mengandalkan air hujan kini bisa terairi dengan mengalirkan air dari sungai Cilutung yang sumbernya dari Waduk Jati Gede.
“Kegiatan hari ini bapak menteri mininjau lokasi pompanisasi di Kabupaten Sumedang dan ini contoh profile kegiatan lahan tada hujan. Dan ini pompanya dari sungai Cilutung. Sumber airnya dari waduk jatigede dan ini mengaliri luar biasa lahan-lahan yang selama ini tanam sekali menjadi dua hingga tiga kali bahkan lahan yang belum pernah ditanam di trap-trap yang atas nanti bisa pakai sistem tandon,” kata Suwandi.
Salah satu yang akan dilakukan untuk melengkapi program pompanisasi, kata Suwandi yaitu dengan memberikan benih berkualitas atau varietas unggul sehingga produksi pangan bisa meningkat secara signifikan.
“Jadi, air-air yang dari sungai Cilutung ini dimanfaatkan untuk petani yang selama ini mengandalkan air hujan. Sesuai arahan menteri, Kita akan kasih benih-benih yang bagus, varietas unggul,” imbuh Suwandi.