Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi (Poltek CWE) menggelar kuliah perdana mahasiswa baru tahun ajaran 2024/2025 di Kampus Cibitung Bekasi. Termasuk mahasiswa penerima Beasiswa Pengembangan Sumber Daya Manusia Perkebunan Kelapa Sawit (SDMPKS) Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Hal tersebut disampaikan Direktur Direktur Poltek CWE, Ir. St. Nugroho Kristono, M.T. saat pembukaan acara ‘Kuliah Perdana Mahasiswa Baru Tahun Ajaran 2024/2025’, di kampus Cibitung Bekasi, Kamis, 19/9/2024.
Menurutnya, kuliah perdana kali ini diikuti 366 mahasiswa yang terdiri dari penerima Beasiswa Pengembangan SDMPKS BPDPKS 330 orang, beasiswa Program Indonesia Pintar 10 orang, CSR Perusahaan dan perseorangan 5 orang serta mahasiswa mandiri 21 orang.
Menurut Nugroho, pihaknya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada BPDPKS yang telah memberikan kepercayaan yang besar terhadap Poltek CWE untuk turut serta dalam pembinaan sumber daya manusia (SDM) kelapa sawit melalui program SDMPKS selama ini.
“Pada tahun 2024, berdasarkan rekomendasi teknis Direktorat Jenderal Perkebunan, Poltek CWE dipercaya untuk mendidik sebagian mahasiswa penerima beasiswa pengembangan SDMPKS,” kata Nugroho.
Nugroho menambahkan, pada tahun ajaran ini Poltek CWE mendapatkan alokasi penerima beasiswa SDMPKS sebanyak 330 orang, dengan rincian pada program studi D3 Budidaya Perkebunan Kelapa Sawot sebanyak 90 orang, D3 Manajemen Logistik sebanyak 60 orang, D3 Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan Kelapa Sawit sebanyak 90 orang.
“Kemudian untuk D4 Teknologi Produksi Tanaman Perkebunan sebanyak 60 orang dan D4 Teknologi Rekayasa Perangkat Lunak sebanyak 30 orang,” tambahnya.
Dalam sambutannya, Hendratmojo Bagus Hudoro, Direktur Perlindungan Perkebunan Kementerian Pertanian menegaskan, sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki kontribusi besar dan turut berperan penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi nasional.
“Sektor pertanian terus berkontribusi dalam pemulihan ekonomi. Berdasarkan data BPS tahun 2023 total ekspor sektor pertanian sebesar 36,3 Milyar US$ dan 93,17% atau sebesar 33,8 Milyar US$ berasal dari sub sektor perkebunan dari berbagai komoditas antara lain kelapa sawit, kopi, kakao, karet, kelapa, dan lain lain, sementara itu 70,62% atau 25,6 Milyar US$ devisa yang dihasilkan dari sub sektor perkebunan berasal dari ekspor komoditas kelapa sawit,” kata Bagus.
Selain berkontribusi dalam penerimaan devisa negara, lanjut Bagus, sub sektor perkebunan juga mendukung ketahanan pangan melalui penyediaan pangan alternatif, seperti sagu untuk substitusi tepung gandum, maupun komoditas substitusi lainnya.
Perkebunan juga telah menjadi salah satu kunci dari pencapaian ketahanan dan kemandirian energi. Penerapan Program Mandatori Biodiesel mendorong penggunaan energi baru terbarukan dan berkelanjutan.
“Kebijakan tersebut diharapkan dapat meningkatkan penyerapan biodiesel bagi industri dalam negeri, menghemat devisa dan meningkatkan nilai tambah industri hilir. Kebijakan tersebut juga sebagai upaya dalam penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK),” lanjut Bagus.
Bagus menjelaskan, seiring perkembangan zaman tantangan pembangunan subsektor perkebunan juga ikut mengalami perubahan paradigma. Beberapa tantangan seperti tekanan globalisasi dan liberalisasi pasar, pesatnya kemajuan teknologi dan informasi, terjadinya perubahan iklim global, masih terbatasnya kemampuan sistem perbenihan nasional, masih lemahnya kapasitas kelembagaan petani dan penyuluh, serta kampanye negatif terhadap beberapa komoditas ekspor kita khususnya kelapa sawit perlu mendapat perhatian dari seluruh stakeholder perkebunan.
“Kita menyadari bersama bahwa mempertahankan peran penting perkebunan bagi perekonomian Indonesia tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri, harus secara bersama-sama, kolaborasi dan bersinergi, saling mendukung baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, pelaku usaha, asosiasi, peneliti, akademisi dan utamanya petani sebagai pelaku utama,” jelasnya.
Untuk itu, kata Bagus, Ditjen Perkebunan membuka peluang investasi sebesar- besarnya mulai dari sektor hulu dalam pengembangan budidaya tanaman perkebunan, sektor hilir dalam rangka peningkatan nilai tambah dan daya saing produk perkebunan.
“Salah satu investasi terbesar dalam pembangunan perkebunan berkelanjutan adalah penyediaan SDM berkompeten yang memiliki kemampuan hard skill dan soft skill yang dibutuhkan oleh industri Perkebunan,” katanya.
Menurut Bagus, bonus demografi yang kita peroleh saat ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi kita khususnya dunia Pendidikan untuk menciptakan generasi muda penerus perjuangan bangsa dan calon pemimpin yang mandiri, kreatif, inovatif, dan pantang menyerah.
“Oleh karena itu salah satu kebijakan pemerintah dalam pengembangan SDM perkebunan khususnya komoditas kelapa sawit adalah penyelenggaraan program Pendidikan dan pelatihan melalui pendanaan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) sejak tahun 2016. Program Pendidikan diselenggarakan melalui pemberian beasiswa sawit bagi generasi muda yang ingin melanjutkan Pendidikan ke jenjang perguruan tinggi,” katanya.
Bagus berpesan, mahasiswa penerima beasiswa SDMPKS, untuk menjadi para pemberani punya mental yang kuat.
“Perkuat hard skill, asah soft skill kalian dengan mengikuti organisasi kampus, membangun jejaring, dan kegiatan- kegiatan positif lainnya untuk menambah pengalaman kalian,” pesannya.
Sementara itu, Tjokro Putro Wibowo, SE, Ketua Badan Pengawas Yayasan Citra Widya Edukasi menyampaikan beberapa hal penting terkait peran alumni dalam mendukung perkembangan kampus dan sektor kelapa sawit di Indonesia.
“Peran CWE semakin diakui, baik di dunia industri maupun di berbagai forum penting. Kami sangat bangga melihat alumni CWE tidak hanya mampu bersaing, tetapi juga menjadi pemimpin di berbagai perusahaan,” ujar Tjokro.
Sehingga, lanjutnya, perlu pentingnya kolaborasi antara kampus dan alumni dalam menjaga eksistensi CWE, terutama di tengah tantangan industri sawit.
“Kami berharap hubungan silaturahmi antara kampus dan alumni terus terjaga. CWE akan semakin dikenal dengan bantuan dan kontribusi para alumni yang telah banyak berperan di industri ini,” pungkasnya.