
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaman, mengatakan akan sulit untuk mendorong terjadinya peningkatakan produksi tahun 2025 dengan pagu anggaran Rp 7,91 triliun.
“Dengan pagu anggaran yang dialokasikan sampai saat ini masih sangat terbatas, tentunya akan sulit untuk mendorong terjadinya peningkatan produksi tahun 2025 secara signifikan,” ujar dia pada Rapat Kerja bersama Komisi IV DPR RI, Senin (25/8).
Oleh karena itu, dia mengusulkan tambahan anggaran sebesar Rp 68 triliun. Anggaran ini akan digunakan untuk berbagai program, termasuk mencetak satu juta hektare sawah baru dan optimalisasi lahan (Oplah) 600 ribu hektare.
Selain itu, anggaran juga dialokasikan untuk intensifikasi dan modernisasi pertanian, penyediaan susu gratis, serta pengembangan pekarangan pangan bergizi.
“Untuk itu, kami mohon dukungan dari seluruh pimpinan anggota Komodis IV agar pagu anggaran Kementerian Pertanan (Kementan) di tahun 2025 dapat meningkat,” ungkap Menteri kelahiran Bone, Sulawesi Selatan ini.
DPR Dukung Tambahan Anggaran
Mengenai hal ini, Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKS, Slamet mengingatkan bahwa pidato Presiden pada 16 Agustus lalu menyebut bahwa anggaran pangan pada Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2025 mencapai 124,4 triliun.
Namun Slamet mempertanyakan mengapa tahun ini dan tahun-tahun mendatang anggaran kementan sangatlah kecil. Karena itu, dia ingin pemerintah segera berbenah dan melihat sektor pertanian sebagai sektor vital masa depan bangsa.
“Innalillahiwainnailaihirojiun karena anggaran ketahanan pangan itu 124 triliun sementara pagu yang disiapkan untuk kementan cuma 7,9 triliun. Jadi, dari sisi pangan hanya 5 persen sehingga ini harus menjadi perhatian kita semuanya,” ujar Slamet.
Slamet mempertanyakan mengapa pemerintah begitu tega menyisihkan anggaran kementan sekecil itu. Dia bingung karena pertanian adalah sektor yang sangat strategis dan menyangkut sektor dasar bagi masyarakat Indonesia.
“Jadi, saya pikir di akhir pemerintahan ini kita perlu sinergis merumuskan yang disampaikan presiden 124 triliun itu untuk ketahanan pangan arahnya ke mana? Kalau hanya 5 persen diberikan kepada Kementan saya lihat di situ tidak ada sedikitpun poin untuk meningkatkan kesejahteraan petani,” kata dia.
Senada dengan Slamet, Anggota lainya dari PKS Andi Akmal Pasluddin mengaku marah besar kepada Badan Anggaran (Banggar) yang menetapkan anggaran pagu indikatif kementan 2025 sebesar 7,9 triliun. Akmal beralasan anggaran sekecil itu tidak akan cukup dan tidak bisa berbuat banyak dalam memperkuat produksi nasional.
“Saya kemarin di banggar marah besar Pak Menteri karena kenapa Kementerian Pertanian yang sangat besar ini mengurusi rakyat anggarannya dipotong setengah. Ini gila Pak 32 triliun sekarang tinggal 7,9 triliun dan ini sangat menyedihkan,” kata dia.
Oleh karena itu, Akmal mendukung penuh upaya penambahan anggaran Kementan untuk merealisasikan berbagai program di pemerintahan yang akan datang. “Saya mendukung dan nanti pada kesimpulan untuk setuju adanya penambahan anggaran,” kata dia.
Sementara itu, Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Gerindra, Endro Hermono menilai tambahan anggaran sangat diperlukan intuk mengeksekusi berbagai program jangka panjang seperti peningkatan produksi dalam memenuhi kebutuhan makan bergizi gratis.
“Oleh karena itu, kami dari fraksi Partai Gerindra meminta penambahan anggaran untuk Kementerian Pertanian pada tahun 2025 mendatang untuk mengeksekusi visi Presiden terpilih,” kata Endro.
Endro menambahkan, peningkatan produksi mutlak dilakukan mengingat tentangan ke depan tidaklah mudah. Karena itu pemerintah memerlukan format cepat dalam mengakselerasi produksi nasional. Dia ingin, Indonesia mampu menjadi negara paling kuat di bidang ketahanan pangan.
“Salah satu visi presiden terpilih adalah menjamin ketersediaan pupuk benih dan pestisida yang langsung diberikan kepada petani. Karena itu, kementan harus memiliki formulasi penerapannya terutama program makan bergizi yang membutuhkan daging dan susu tidak hanya di tingkat 399,41 ton tetapi lebih tinggi lagi,” jelasnya.
Untuk tahun 2025, pagu anggaran Kementan ditetapkan sebesar Rp 7,91 triliun. Anggaran ini akan digunakan untuk berbagai program strategis.
Sebagian dari anggaran tersebut mencakup Rp 2,7 triliun untuk meningkatkan ketersediaan akses dan konsumsi pangan berkualitas, Rp 1,6 triliun untuk nilai tambah dan daya saing industri, Rp 658,64 miliar untuk pendidikan dan pelatihan vokasi, serta Rp 2,9 triliun untuk dukungan manajemen.