Pengamat Ekonomi, Yanuar Rizky, mengingatkan pemerintah untuk tidak terjebak dalam permainan kekuasaan, melainkan fokus pada peningkatan kesejahteraan rakyat.
Rizki menyoroti kondisi masyarakat yang semakin tertekan, terutama akibat meningkatnya utang melalui pinjaman online (pinjol).
“Pinjol begitu naik. Coba teman-teman bayangin tahun lalu pinjol Rp 54 triliun, kemarin angka yang keluar dari OJK Rp 74 triliun. Enam bulan Rp 27 triliun sendiri,” kata dia dalam diskusi Evaluasi Kinerja Menteri BUMN Jokowi-Ma’ruf di Jakarta, Kamis (17/10)
Yanuar menekankan, banyak warga yang berjuang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan mengandalkan pinjol.
Dia khawatir, fenomena ini akan menimbulkan keresahan di kalangan kelas menengah dan bawah, yang semakin terdesak secara ekonomi.
“Orang bilang daya beli kita bagus, pendidikan naik, kita masih bisa bayar. Tapi, lihat pinjolnya berapa,” kata bekas Komisaris PT Pupuk Indonesia ini.
Kemudian, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) juga melaporkan penurunan nilai tabungan bagi nasabah yang memiliki simpanan di atas 100 juta.
“Ini adalah fenomena yang bisa disebut ‘makan tabungan,’ yang menunjukkan betapa mendesaknya situasi keuangan masyarakat,” ujar Yanuar.
Oleh sebab itu, Yanuar menekankan pentingnya perhatian pemerintah terhadap kondisi ini agar kesejahteraan rakyat dapat terjaga.
“Anda boleh saja di atas sibuk dengan kekuasaan, tapi lihatlah di bawah. Kelas menengah mulai menggerogoti tabungan, kelas bawah bergantung pada pinjol, sementara kelas bawah dientertain pake bansos,” pungkas dia.