Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kasan, menyatakan bahwa sawit adalah satu-satunya minyak nabati yang dapat memenuhi konsumsi global secara menyeluruh.
Menurut Kasan, tidak ada vegetable oil (minyak nabati) lain yang bisa menyaingi sawit baik dari sisi produktivitas maupun kuantitas pasokan yang dapat dikonsumsi seluruh dunia.
“Tidak ada mungkin vegetable oil yang lain yang bisa menyaingi produktivitas, kuantitasnya yang bisa dikonsumsi oleh seluruh dunia kecuali berasal dari pasokannya dari sawit,” kata Kasan.
Dalam konteks ketergantungan global terhadap minyak sawit, India merupakan salah satu negara yang bergantung pada pasokan sawit untuk kebutuhan minyak gorengnya. Saat ini, India juga sedang berupaya mengembangkan sawit di bagian selatan negara tersebut.
“Di dalam hal vegetable oil ini, termasuk sawit, yang saya pahami, India yang pertama, ketergantungan untuk kebutuhan minyak gorengnya adalah dari minyak goreng sawit. Kedua, baru soybean oil,” kata dia.
Kendati demikian, Kasan mengungkapkan keraguan mengenai keberhasilan upaya ini. Dia mencatat dua tantangan utama yang kemungkinan akan dihadapi pemerintah India, yaitu kesesuaian iklim dan ketersediaan lahan.
“Saya bilang, saya gak yakin. Gak yakin berhasil. Kenapa? Dua hal, saya bilang. Satu, iklim. Yang kedua lahannya gimana di India,” kata Kasan kepada pembicara dari India saat menghadiri undangan Indian Vegetable Oil Producers Association baru-baru ini.
Yang jelas, seperti diungkapkan Kasan dalam acara Indonesia Palm Oil Research and Innovation Conference and Expo (IPORICE) di Jakarta pada Selasa (13/8), India saat ini tengah melaksanakan program swasembada untuk minyak nabati
“Jadi, ini pun kalau kita lihat, ya tentu sawit adalah salah satu yang demikian besar kontribusinya, baik untuk dunia, apalagi untuk Indonesia,” pungkas Kasan.