Bernilai Ekonomi Tinggi, Menko Pangan Ajak Masyarakat Kembangkan Kelapa, Kakao, dan Kopi

0
Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan (Zulhas) menyampaikan sambutannya di acara Gerakan Nasional Pangan Merah Putih Menuju Swasembada Pangan Berkelanjutan di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (6/11).

Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan), Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan, kelapa, kakao, dan kopi perlu untuk dikembangkan karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Hal ini disampaikan Menko Zulhas dalam sambutan di acara Gerakan Nasional Pangan Merah Putih Menuju Swasembada Pangan Berkelanjutan di Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta, Rabu (6/11).

Menko Zulhas mencatat, saat ini Nilai Tukar Petani Perkebunan Rakyat (NTPR) cenderung alami tren kenaikan. Data BPS menunjukkan, NTPR pada Juli 2024 sebesar 151,37 poin, lalu di Agustus turun sedikit di posisi 151,19 poin, kemudian September sebesar 153,79 poin, dan Oktober lalu naik menjadi 156,32 poin.

Oleh karena itu, selain mewujudkan swasembada pangan, beras dan jagung, yang menjadi prioritas saat ini, kata Menko Zulhas, pemerintah juga fokus pada pengembangkan tiga komoditas tersebut.

“Jadi, program kita kan swasembada pada pangan, tidak hanya beras. Beras wajib, tetapi kita akan mengembangkan (kelapa) karena ini nilainya tinggi sekali. Kelapa tahun lalu kita ekspor USD2 miliar,” kata Menko Zulhas.

Lebih lanjut, Menko Zulhas menyampaikan, permintaan kelapa di pasar global akan terus mengalami kenaikan, seiring adanya perubahan pola konsumen, yang sebagian besar mulai beralih meminum susu dari kelapa.

“Tiongkok sekarang, Eropa minum susu sebagian besar bukan dari hewan, (tetapi) minum susu sebagian besar dari kelapa. Jadi, kelapa akan laku sekali,” kata eks Menteri Perdagangan (Mendag) periode 2022-2024.

Dia pun mengajak masyarakat luas untuk mulai menanam kelapa varietas unggul, yang  bisa dipanen dalam waktu cepat. “Kalau bisa yang empat meter sudah berbuah. Jangan sampai 15 meter baru berbuah,” kata dia.

Selain kelapa, lanjut Menko Zulhas, komoditas perkebunan yang juga akan dikembangkan ke depan adalah kakao atau coklat.

Di tahun lalu, besaran volume ekspor kakao Indonesia mencapai 641 ribu ton. Adapun pasar ekspor utama kakao Indonesia yakni menyasar Amerika Serikat (AS), India, China, Estonia, dan Malaysia.

“Atau Bapak tanam coklat. Sekarang kita impor coklat banyak sekali,” kata Menko Zulhas. “Atau tanam kopi. Nilai tuker tanam kopi 153 poin.”

Menurut hitungan Menko Zulhas, jika seorang petani menanam kopi di lahan seluas 1 hektare, di tahun pertama mereka sudah bisa membeli mobil.

“Bisa nyekolahkan anak ke Jawa di tahun kedua, tahun ketiga bisa pergi umroh. Ini karena nilai tukarnya tinggi sekali kopi,” sambung Menko Zulhas.

Selain ketiga komoditas tersebut, petani juga dapat menanam komoditas lainnya yang cocok dengan tempat mereka tinggal. Misalnya, petani dari Sumatera dapat mengembangkan lada putih dan lada hitam, karena cocok dengan daerah tersebut.

“Kalau di Jawa karena sudah memiliki keterampilan yang tinggi, bisa mengembangkan tanaman-tanaman hortikultura seperti cabai, bawang, bawang putih, bawang merah, dan lain-lain,” tutur Menko Zulhas.

Dia optimis dengan kebersamaan dan kerja sama penuh, Indonesia bisa mewujudkan swasembada pangan pangan 2028 dan menjadikan Indonesia maju 10-15 tahun mendatang.

“Saya haqqul yaqin di bawah Pak Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, Pak Yandri Menteri Desa, dibimbing oleh Pak Presiden kita, Insyaallah kita bisa capai saudara-saudara,” tandas Menko Zulhas.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini