
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi mengajak masyarakat setop boros pangan karena merugikan.
Ajaka itu dia sampaikan pada acara aksi kolaborasi antara Bapanas dengan Induk Koperasi Wanita Pengusaha Indonesia (Inkowapi) berupa Gelar Pasar Murah (GPM), Edukasi B2SA, dan Gerakan Stop Boros Pangan di Gudang Sarinah Ekosistem, Jakarta, Minggu, (28/1).
Ketua Dewan Pengawas Perum BULOG itu menjelaskan, pemborosan pangan di Indonesia 14 persen terjadi pada pascapanen dan 17 persen terjadi ketika makanan sudah sampai di meja makan.
Jika dihitung pemborosan pangan dari pascapanen hingga hingga di meja makan, kata eks Direktur Utama PT Food Station Tjipinang itu, totalnya 31 persen atau kerugiannya sekitar Rp 550 triliun setiap tahunnya.
“Pemborosan pangan ini harus kita jaga supaya kita tidak berbuat hal yang sama. Susah-susah kita menanan padi tiga bulan diproses hingga ke meja makan masa dibuang 17 persen. Jadi, harus setop boros pangan,” ujarnya.
Di antara upaya dilakukan Bapanas menekan boros pangan adalah mengkampanyekan ‘makan enak, makan sehat, makan B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman) dan habiskan’.
“Jadi, kalau satu piring itu isinya sepertiga bahan pokok, sepertiga sayur-mayur, seperenam lauk-pauk, dan seperenam buah-buahan. Ini juga penting. Itu adalah pola pangan harapan kita,” kata Arief.
“Kita berharap kampanye kepada masyarakat Indonesia, salah satunya melalui ibu-ibu yang berperan menyediakan makan di rumah masing-masing, sehingga tercipta konsumsi lengkap B2SA. Terakhirnya ditambah ‘habiskan’ karena kita sepakat bawah harus mengurangi boros pangan,” tambahnya.
Arief juga menuturkan, pemerintah sedang membangun Posko Pangan, yang memberdayaan masyarakat dalam rangka pemenuhan kebutuhan pokok. Saat ini telah tersebar di seluruh Indonesia.
“Jadi, dalam Posko Pangan ini tentunya ada giat ekonomi bersama masyarakat, saudara-saudara kita yang warungnya terpisah, sekarang diberikan beberapa fasilitas. Ini bukan hanya di Jakarta, tapi seluruh Indonesia,” katanya.
Arief meyakini jika Posko Pangan ini lebih masif lagi, inflasi nasional bisa ditekan, pemenuhan kebutahan masyarakat terpenuhi, dan mendekatkan kebutuhan pangan kepada masyarakat luas.
Di tempat yang sama, Ketua Umum Inkowapi, Sharmila Yahya mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan Bapanas, Kemenko Perekonomian, dan Kadin Indonesia memperkuat warung-warung yang dikelola perempuan.
“Warung yang ditransformasi menjadi Posko Pangan ini adalah warung yang dikelola perempuan. Jadi, kalau sekarang ini ada warung yang dikelola bapak-bapak harus didaftarkan atas istrinya atau anak perempuannya,” katanya.
Saat ini, kata Sharmila, Inkowapi mempunyai beberapa program utama bagi perempuan yang ini bergabung dalam Posko Pangan. Pertama, memberikan pendidikan dan pelatihan.
“Kemudian, kita juga bantu permodalan untuk barang dagangan. Ketiga, adalah digitalisasi. Jadi, yang ikut dalam Posko Pangan ini wajib disamakan dulu misi dan visinya,” imbuhnya.