Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, meminta jajarannya bergerak untuk membantu petani, terutama bawang merah dan tomat.
Arief mengatakan, Bapanas adalah mitra petani dalam menjaga keseimbangan harga pangan, sesuai tugas dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Hari ini yang perlu dibantu itu petani bawang merah dan tomat. Jadi segenap tim Bapanas telah mengupayakan bersama teman-teman Kementerian Pertanian untuk membantu menstabilkan kembali harga,” ujar Arief, dikutip, Minggu (21/7).
Terjadinya fluktuasi harga pada beberapa komoditas pangan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pergerakan inflasi, terutama dalam komponen harga bergejolak.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), komponen harga bergejolak pada tiga bulan terakhir mengalami deflasi. Sebelumnya, deflasi komponen harga bergejolak terakhir terjadi di Agustus tahun lalu.
Sementara itu, Deputi Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa, menyatakan telah memastikan implementasi berbagai langkah dalam membantu petani.
“Harga bawang merah dan tomat di tingkat petani ini perlu kita angkat, sehingga petani kita tidak merugi. Ini kami targetkan untuk sedikit banyak dapat mengangkat harga. Jangan terlalu murah, kasihan petani, kita harus angkat sedikit. Jadi kami sudah melakukan beberapa langkah-langkah,” ujar Ketut.
Ketut mengatakan, Bapanas telah mengambil langkah cepat dengan meminta kementerian dan lembaga melakukan pembelian bawang merah dan tomat.
“Jadi, nanti kita adakan pasar-pasar di sana. Kita sudah mulai di Kementan dan Bapanas. Setelah itu, kita akan dorong ke semua kementerian/lembaga untuk adakan pasar pangan. Dengan itu, teman-teman pegawai di pemerintahan dan petani dapat saling memperoleh harga yang wajar,” kata dia.
Bertajuk “Bela Beli Bawang Merah dan Tomat Petani”, Bapanas berkolaborasi dengan Champion Bawang Merah Kabupaten Kendal Provinsi Jawa Tengah serta Asosiasi Lembaga Usaha Pangan Masyarakat (ASLUPAMA) Provinsi Jawa Barat menghadirkan pangan yang berkualitas. Bawang merah di banderol Rp 25.000 per kilogram (kg) dan tomat Rp 5.000 per kg.
“Langkah kedua, kami sedang memetakan Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP). Kita akan dorong mobilisasi stok pangan ke daerah-daerah, sehingga ini akan membantu daerah produsen dapat terserap lebih efektif. Mudah-mudahan langkah-langkah ini bisa ini menaikkan harga di tingkat produsen sekaligus juga menurunkan di daerah-daerah harganya masih tinggi,” kata Ketut.
Adapun program FDP sampai tengah Juli telah memobilisasikan stok berbagai macam pangan sampai sejumlah 162,5 ton. Moda transportasi yang dipergunakan antara lain udara, laut, dan darat. Ini dilakukan melalui skema biaya transportasi ditanggung pemerintah, sehingga dapat menyentuh banyak wilayah mulai dari Aceh sampai Papua.
Pada Jumat (19/7) bertempat di Kantor Bapanas kembali diadakan ‘Bela Beli Bawang Merah dan Tomat Petani’. Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Bapanas, Maino Dwi Hartono, menyampaikan ini merupakan bentuk perhatian pemerintah dalam membantu petani.
“Teman-teman kita para petani sedang merana karena harganya jatuh, sehingga perlu uluran tangan kita bersama dari pemerintah dan pelaku usaha pangan. Ini kita mencoba memasarkan tomat dan bawang merah dari petani langsung ke masyarakat konsumen di pemerintahan. Harganya minimal sesuai biaya pokok produksi mereka. Nah, tentu ini menjadi pintu masuk untuk kita semuanya kementerian/lembaga mudah-mudahan bisa ikut berpartisipasi seperti ini,” harap Maino.
Agus dari ASLUPAMA Jawa Barat berharap hal yang sama dan menginginkan kalangan petani jangan sampai kian terpuruk.
“Alhamdulillah ini (tomat) pengiriman yang kedua dengan total semuanya 3 ton. Harga tomat sekarang di Pangalengan itu harganya seribu dua ribu saja. Dengan ini, kami bisa bantu jualkan langsung ke masyarakat, jadi petani tidak terlalu terlalu terpuruk,” ucap dia.