BPDP Gelontorkan Rp 160 Miliar untuk Pelatihan Sawit

0
Direktur Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP), Eddy Abdurrachman memberikan sambutan pada acara Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Program Pelatihan Pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit Tahun 2025, yang berlangsung di Jakarta, Selasa, 20 Mei 2025. Dok: Ist

Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) kembali menunjukkan komitmennya dalam membangun industri kelapa sawit yang berkualitas dan berkelanjutan.

Hal ini ditandai dengan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Program Pelatihan Pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit Tahun 2025, yang berlangsung  di Jakarta, Selasa (20/5).

Direktur Utama BPDP, Eddy Abdurrachman menegaskan, subsektor perkebunan, khususnya sawit, telah terbukti menjadi pilar penting dalam struktur ekonomi nasional.

“Berdasarkan data BPS, kontribusi subsektor ini terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sektor pertanian tahun 2023 mencapai lebih dari 30 persen, dengan kelapa sawit menyumbang hingga 75,8 persen terhadap total ekspor komoditas perkebunan,” ujar Eddy.

Namun, di tengah peran strategis tersebut, industri sawit nasional menghadapi berbagai tantangan seperti produktivitas yang masih rendah, keterlambatan program peremajaan, hingga tekanan regulasi dari pasar internasional seperti EUDR dan kebijakan resiprokal dari negara mitra dagang.

Untuk menjawab tantangan tersebut, peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi kunci utama. Program Pelatihan Pengembangan SDM PKS dirancang untuk menjawab kebutuhan tersebut, sebagai bagian dari mandat Peraturan Presiden Nomor 132 Tahun 2024.

Tahun ini, lanjut Eddy, BPDP menggandeng 18 lembaga pelatihan yang telah lolos seleksi untuk melaksanakan pelatihan di 17 provinsi dan 40 kabupaten dengan total peserta sebanyak 10.786 orang. 

“Total nilai kerja sama yang ditandatangani hari ini mencapai Rp160,6 miliar, dengan berbagai jenis pelatihan, mulai dari teknis budidaya, manajerial, kewirausahaan, hingga kepemimpinan,” papar dia.

Dirut BPDP menegaskan, program ini bukan hanya soal pelatihan teknis, tetapi juga bagian dari strategi nasional dalam mewujudkan industri sawit yang unggul secara kualitas, berkelanjutan secara lingkungan, serta berdaya saing secara global.

Menutup pidatonya, Eddy menyampaikan pesan reflektif sekaligus ajakan bersama kepada seluruh pemangku kepentingan di industri kelapa sawit. Ia menekankan pentingnya kolaborasi dan tanggung jawab kolektif dalam membangun masa depan sawit Indonesia yang lebih berdaya saing dan berkelanjutan di kancah global.

“Kita punya potensi besar, kita punya sumber daya, tapi kita juga punya tanggung jawab. Tanggung jawab untuk memastikan bahwa sawit Indonesia tidak hanya unggul secara kuantitas, tetapi juga berkualitas, berkelanjutan, dan bermartabat di mata global,” tegas dia.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Komite Pengembangan SDM PKS, Darmansyah, turut menyampaikan pesan penting terkait kesiapan lembaga pelatihan. 

Dia menekankan bahwa keberhasilan program ini sangat bergantung pada kemampuan lembaga dalam menghadirkan sarana prasarana yang memadai dan pengajar yang kompeten, juga dalam melakukan koordinasi lintas pihak, termasuk antara lembaga pelatihan, dinas perkebunan di daerah, hingga para fasilitator lapangan. 

“Kami ingin memastikan bahwa setiap pelatihan yang dilaksanakan benar-benar memberikan dampak yang nyata. Itu hanya bisa tercapai jika lembaga mampu menghadirkan pengajar yang tidak hanya ahli, tapi juga komunikatif dan inspiratif,” ungkap dia.

Setelah sesi sambutan dan penandatanganan kerja sama, kegiatan dilanjutkan dengan bimbingan teknis yang disampaikan oleh Kepala Divisi Program Pelayanan BPDP, Arfie Thahar. Program pelatihan akan dilaksanakan secara paralel oleh 18 lembaga pelatihan yang dimulai sejak Mei hingga September 2025 di 17 Propinsi dan 40 Kabupaten di Indonesia. 

Dalam pemaparannya, dia menjelaskan mekanisme pelaksanaan pelatihan, termasuk alur pencairan dana, komponen biaya yang dapat didanai, hingga proses verifikasi dan pelaporan. Bimbingan teknis ini dirancang untuk memastikan bahwa setiap lembaga pelatihan memahami peraturan dan tata laksana yang berlaku, serta dapat menjalankan pelatihan dengan akuntabilitas tinggi dan hasil yang terukur.

Acara ditutup secara resmi oleh Direktur Penyaluran Dana BPDP, Bapak Alfansyah, yang menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam perencanaan dan pelaksanaan program ini. 

Dalam sambutannya, ia mengingatkan lembaga pelatihan bahwa kegiatan pelatihan tidak hanya mengejar angka kuantitas, tetapi perlu menjaga kualitas sehingga pelatihan yang diberikan dapat berdampak bagi peserta pelatihan. Beliau juga menyoroti pentingnya selektivitas dalam memilih narasumber dan fasilitator yang akan terlibat.

“Bukan hanya kompetensi teknis yang kita perlukan, tetapi juga kemampuan komunikasi agar peserta tetap fokus dan termotivasi sepanjang pelatihan,” ujarnya.

Kegiatan pelatihan ini telah dilaksanakan sejak tahun 2016 hingga tahun 2024 dengan jumlah peserta pelatihan mencapai 18.477 orang. BPDP berkomitmen untuk terus meningkatkan jumlah penerima manfaat program pelatihan ini sehingga dapat dirasakan oleh seluruh pekebun dan masyarakat pekebun di Indonesia. 

Melalui penandatanganan kerja sama hari ini, BPDP bersama para mitra pelatihan menegaskan tekad bersama untuk melahirkan sumber daya manusia perkebunan kelapa sawit yang profesional, berdaya saing tinggi, dan siap menghadapi tantangan masa depan industri sawit Indonesia. 

Dengan sinergi yang kuat dan dukungan dari semua pihak, program ini diharapkan menjadi pijakan penting dalam membangun fondasi SDM unggul bagi kemajuan industri kelapa sawit nasional.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini