Efektif Dongkrak Produksi, Mentan Amran Percepat Program Pompanisasi

0
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman saat menghadiri kegiatan festival pangan nusantara Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) di Glora Bung Karno (GBK) Jakarta, Minggu, 28 Juli 2024.

Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat langkah strategis untuk meningkatkan ketahanan pangan di tengah krisis global dengan program pompanisasi.

Dalam menghadapi krisis pangan yang memengaruhi 59 negara dan hampir 1 miliar orang kekurangan gizi di seluruh dunia, Indonesia harus bersiap menghadapi dampak El Nino dan kekeringan.

“Sekarang kita impor pangan 3,6 juta ton ini tahun. Sekarang 2,3 juta ton sudah masuk, 1,3 juta ton akan menyusul. Itu totalnya kalau tidak salah 3,6 juta,” kata Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman di sela Festival Pangan Nusantara yang digelar Badan Pangan Nasional (Bapanas) di Plaza Timur Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Minggu (28/7).

Sebagai respons cepat terhadap tantangan ini, pemerintah menerapkan pompanisasi sebagai solusi utama. Langkah ini diikuti dengan optimalisasi lahan rawa, mekanisasi pertanian, dan penggunaan bibit unggul.

“Pupuk juga yang dulu hanya 50 persen dari kebutuhan, sekarang oleh Bapak Presiden langsung menambahkan 100 persen, yaitu dari 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton. Sehingga alhamdulillah kita bisa memitigasi risiko kekurangan pangan dan menekan impor,” kata dia.

Mentan Amran menjelaskan bahwa pompanisasi, yang pertama kali dilakukan dalam sejarah Indonesia, melibatkan penyediaan 63 ribu unit pompa air dengan target total 75 ribu unit.

Program ini bertujuan memompa air dari sungai-sungai besar yang tidak pernah kering, seperti Begawan Solo, Sungai Musi, dan Cimanuk, guna meningkatkan jumlah tanam dari sekali menjadi tiga kali dalam setahun.

“Sungai-sungai yang tidak pernah kering kita langsung pompah, yang dulunya sawah-sawah kita pompahkan air, tanam 1 kali menjadi 3 kali. Artinya naik produksi,” kata Mentan Amran.

Menurut Mentan Amran, program ini terbukti efektif. Bahkan,  Presiden Jokowi juga telah mengunjungi tujuh daerah pompanisasi dan meminta percepatan implementasi program ini.

“Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan bahwa 2 bulan ini nanti panen ke depan itu kita surplus dibanding sebelumnya itu 700 ribu ton. Nah, ini hasil kerja keras kita semua,” kata dia.

Dengan rencana pompanisasi mencakup 500 ribu hektare di Jawa dan 1 juta hektare di luar Jawa, Mentan optimis bahwa program ini akan mengurangi ketergantungan pada impor pangan secara signifikan.

“Jika kita mengalikan 1 juta hektare dengan 5 ton per hektare, kita bisa menambah 5 juta ton produksi pangan,” tambah pria kelahiran Bone, Sulawesi Selatan ini.

Mentan Amran menekankan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras bersama, termasuk kontribusi media dan lembaga terkait seperti Bapanas dan Bulog.

“Sukses tidak pernah berdiri sendiri, dan kerja keras kita semua berperan penting dalam menjaga ketahanan pangan negara,” pungkas Mentan Amran.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini