Genjot Produksi, Kementan Siapkan Rp 6 Triliun untuk Pompanisasi dan Pipanisasi

0
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bersama Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Maruli Simanjuntak di Auditorium Utama Kementan, Jumat, 8 Maret 2024. (dok: Kementan)

Kementerian Pertanian (Kementan) akan menganggarkan Rp 6 triliun untuk pompanisasi dan pipanisasi guna meningkatkan indeks pertanaman 1 juta hektare lahan sawah tadah hujan.

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengatakan, pengairan sawah tadah hujan melalui pompa dan pipa akan dilakukan di pulau Jawa seluas 500 ribu hektare dan di luar pulau Jawa 500 ribu hektare.

“Kita melakukan pompanisasi, sehingga bisa dua kali tanaman atau tiga kali tanam. Kita anggarkan kurang lebih Rp 6 triliun, khususnya pompanisasi dan pipanisasi,” kata dia usai MoU bersama TNI AD di Auditorium Utama Kementan, Jumat (8/3).

Jebolan Universitas Hasanuddin (Unhas) menjelaskan, untuk kegiatan pompanisasi ke depan akan dilakukan dengan dua cara, yaitu memperbaiki pompa yang sudah ada dan menyediakan pompa baru.

“Pompa yang sudah ada kita berbaiki alirannya kemudian insentifnya adalah solar subsidi dan benih gratis. Kami siapakah benih gratis 2 juta hektare di seluruh Indonesia anggarannya Rp 2 triliun,” kata dia.

Selain itu, lanjut Mentan Amran, pihaknya juga telah menyiapkan Rp 400 miliar ditambah Rp 1,7 triliun hasil refocusing anggaran untuk perjalan dinas, seminar, dan perjalanan ke luar negeri untuk pengadaan pompa baru.

“Jadi yang pertama pompa lama kita hidupkan, kemudian pompa baru ini satu dua minggu 400 miliar, kemudian dua minggu Isyaallah tadi sudah tanda tangan dengan saya Rp 1,7 triliun. Kemudian, mudah-mudahan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berbaik hati 6 triliun cair dalam waktu dekat,” kata Mentan Amran.

Dia meyakini, solusi cepat untuk menggenjot produksi beras nasional adalah melalui pompanisasi, alih-alih membuka cetak baru sawah, yang butuh waktu relatif lama.

“Solusi cepat mengatasi masalah ini adalah bukan cetak sawah. Cetakan sawah butuh waktu. Kami punya pengalaman dulu di Bojonegoro ini adalah melakukan pompanisasi. Ini Begawan Solo kita pompa,” kata dia.

Mentan Amran menyebut ada tiga provinsi yang menjadi tulang punggung pertanian Indonesia, yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Karena itu, ketiga provinsi tersebut harus dijaga bersama untuk memperkuat pangan bangsa.

“Kalau ini kita eksplorasi dengan baik 500 ribu hektare di pulau Jawa. Kalau ini dijaga tiga provinsi ini, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, Insyaallah kita bisa lolos. Ini 50 persen tumpuan kita di sini,” kata dia.

Karena, kata Mentan Amran, Indonesia butuh minimal satu satu juta hektare penanaman padi untuk menghidupi satu bulan penduduk 270 juta orang. Dia memastikan pihaknya telah menaman di atas satu juta hektare pada musim tanam satu ini.

“Ini kondisi pangan kelihatannya menurun produksinya akibat El Nino, tapi Insyaallah persiapan pangan Maret, April, Mei aman,” kata Mentan Amran.

Kemudian, lanjut dia, pihaknya juga tengah melakukan akselerasi pangan untuk Juni dan bulan selanjutnya dengan meningkatkan indeks pertanaman di lahan tadah hujan menggunakan pompanisasi.

“Untuk mengamankan di bulan Juni harus tanam sekarang. Harus dipersiapkan sekarang. Kita lihat nanti akhir bulan kalau di bawah 1 juta bisa bermasalah, sehingga kita melakukan pompanisasi,” kata Mentan Amran.

Mentan Amran optimistis dengan kehadiran TNI AD bekerja sama dengan dinas pertanian, masalah pangan, khususnya beras ke depan bisa diatasi.

“Arahan bapak presiden, 22 negara menyetop ekspor ke negara lain. Ini bisa musibah bagi kita. Tetapi, dengan hadirnya Pak Kasad, Pangdam, dan para Aster, kami yakin masalah ini akan selesai kita tangani bersama para kadis pertanian,” ucap Mentan Amran.

Di tempat yang sama, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Maruli Simanjuntak memerintahkan jajarannya untuk segera menyurvei ketersedian air untuk dialirkan ke lahan-lahan pertanian yang kering.

Maruli mengatakan, pihaknya selama ini telah melakukan tiga cara untuk menyediakan air bersih untuk kebutuhan warga, yaitu melalui air bor, pompa hidran, dan mengalirkan air dari ketinggian.

“Jadi, paling efektif menurut saya untuk pertanian adalah mengalirkan air dari ketinggian. Jadi, tolong para Pangdam mulai menyusuri sungai-sungai yang ada di derah masing-masing yang tidak kering saat kemarau,” kata dia.

Maruli berharap dalam waktu yang tidak cukup lama ini bisa segera mengalirkan air melalui program pompanisasi ke lahan-lahan sawah tadah hujan untuk kebutuhan petani melakukan percepatan tanam.

“Mudah-mudahan bisa semaksimal mungkin untuk merealisasikan air di pertanian. Kami juga menyelaraskan dengan air bersih,” kata dia.

Terpisah, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Ali Jamil menyebutkan, penandatangan nota kesepahaman tersebut terkait penambahan areal tanam padi melaui pompanisasi.

“Kami laporkan bahwa hari ini untuk nota kesepahaman bersama untuk mengejar tanam dan peningkatan indeks pertanaman melalui pompanisasi. Sesungguhnya tujuan akhirnya untuk mengejar tanam,” kata Ali Jamil.

Ali Jamil menambahkan, pekerjaan yang harus diselesaikan sebelum melakukan percepatan tanam adalah memasukkan dan mengangkat air dari sungai yang ada di sekitar sawah tadah hujan.

“Harapan kita tentu dukungan pak kasad, pak pangdam, dan semuanya untuk mengawal jumlah masing masing yang ada di daerah masing-masing, karena tidak akan sama total arealnya karen tergantung pada luas areal masing-masing,” imbuh dia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini