
Kementerian Perdagangan (Kemendag) menetapakan, Harga Referensi (HR) komoditas minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) untuk penetapan Bea Keluar (BK) dan Pungutan Ekspor (PE), periode April 2025 adalah sebesar USD 961,54/MT.
Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Isy Karim mengatakan, ilai ini meningkat sebesar USD 7,03 atau 0,74 persen dari HR CPO periode Maret 2025 yang tercatat sebesar USD 954,50/MT.
“Saat ini, HR CPO turun mendekati ambang batas sebesar USD 680/MT. Untuk itu, merujuk pada PMK yang berlaku saat ini, pemerintah mengenakan BK CPO sebesar USD 124/MT dan PE CPO sebesar 7,5 persen dari HR CPO periode April 2025, yaitu sebesar USD 72,1152/MT untuk periode April 2025,” tutur Isy dalam keterangannya diterima di Jakarta, Jumat (28/3).
Isy menyebutkan, peningkatan HR CPO tersebut dikarenakan beberapa faktor, di antaranya yaitu penurunan permintaan terutama dari India dan Tiongkok.
“Selain penuruna permintaan juga karena penurunan suplai akibat curah hujan yang tinggi di sebagian wilayah Sumatra dan Malaysia,” jelas Isy.
Adapun penetapan ini tercantum dalam Keputusan Menteri Perdagangan (Kepmendag) Nomor 447 Tahun 2025 tentang HR CPO yang Dikenakan BK dan BE Periode April 2025.
Sumber harga untuk penetapan HR CPO diperoleh dari rata-rata harga selama periode 25 Februari—24 Maret 2025 pada Bursa CPO di Indonesia yang sebesar USD 857,47/MT, Bursa CPO di Malaysia yang sebesar USD 1.065,60/MT, dan Pasar Lelang CPO Rotterdam yang sebesar USD 1.553,06/MT.
Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 46 Tahun 2022, bila terdapat perbedaan harga rata-rata pada tiga sumber harga sebesar lebih dari USD 40, perhitungan HR CPO menggunakan rata-rata dari dua sumber harga yang menjadi median dan sumber harga terdekat dari median.
“Oleh karena itu, HR bersumber dari bursa CPO di Malaysia dan Bursa CPO di Indonesia. Sesuai dengan perhitungan tersebut, ditetapkan HR CPO sebesar USD 961,54/MT,” jelas Isy.
Sementara itu, HR biji kakao periode April 2025 ditetapkan sebesar USD 8.327,85/MT, turun USD 2.067,02 atau 19,88 persen dari bulan sebelumnya.
Hal ini berdampak pada penurunan Harga Patokan Ekspor (HPE) biji kakao pada April 2025 menjadi USD 7.895/MT, turun USD 2.016 atau 20,34 persen dari periode sebelumnya.
Namun, penurunan harga ini tidak berdampak pada BK biji kakao yang tetap sebesar 15 persen sesuai Kolom 4 Lampiran Huruf B pada PMK Nomor 38 Tahun 2024.
“Penurunan HR dan HPE biji kakao salah satunya dipengaruhi peningkatan produksi seiring musim panen di negara produsen utama seperti Nigeria dan Pantai Gading,” pungkas Isy.